Usai mendengarkan pemaparan ketiga narasumber, Chaerul Mundzir, M. Hum sang moderator mempersilahkan audiens untuk menanggapi pun mengajukan pertanyaan. Terlihat ada beberapa yang mengacungkan tangan. Diantaranya dari Tim Pengarah Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng, M. Hum, Dr. Sudirman, M.Si dan Jamal Andi, serta dua orang mahasiswa.
Salah satu penanggap Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng, M. Hum mengatakan hal yang sangat memperihatinkan kita saat ini dalam pengembangan kebudayaan terutama dari segi bahasa daerah. Mengapa pembinaan bahasa daerah tidak diperhatikan oleh generasi muda. Utamanya bahasa bugis dan Makassar.
Menurut Prof Kembong yang juga akademisi UNM ada dua poin yang dikritisi, katanya tidak bisa dipungkiri di Pesantren mengutamakan bahasa arab, inggris dan bahasa asing lainnya. Padahal anak-anak kita akan bersosialisasi di masyarakat yang tidak tahu bahasa yang saya sebutkan tadi. Inis salahsatu kebijakan yang perlu kita masukkan dalam kongres kebudayaan sulsel nanti.
“Kita hanya menjadikan bahasa sastra dan keraifan lokal sebagai obyek penelitian. Tetapi pernah kah kita pikirkan bagaimana mengembangkan bahasa dan sastra daerah saat ini agar kontekstual mengikuti peradaban yang ada,”ujar Prof. Kembong.
Dari kelima penanggap, dijawab satu-persatu dari ketiga narasumber hingga pelaksanaan seminar kebudayaan di FAH UIN Alauddin berakhir yang ditutup moderator dengan kalimat kuncinya “menemu dan mengenali akan tumbuh sikap menghargai, menghormati pun sikap toleransi yang saling menguatkan.”
Dilanjutkan penyerahan sertifikat dari Panitia Kongres Kebudayaan Sulsel 2023 (PPKKSS) ke narasumber dan moderator. Penyerahan dimulai dari Ketua Panitia Andi abubakar Hamid ke Prof. Dr. H. Abd. Rahim Yunus, MA (narasumber 1), selanjutnya Yudhistira Sukatanya menyerahkan ke Dr. Andi ibrahim, S. Ag., S.S., M. Pd, (narasumber 2), dan Dr. Muh. Husni, M.Hum menyerahkan Dr. Abu Haif, M. Hum (narasumber 3) serta Jamal Andi menyerahkan ke Chaerul Mundzir, M. Hum (moderator). Sesi terakhir melakukan foto bersama. (rk/za-habis)