Untuk jenis spinosium produksi yang dihasilkan oleh pembudidaya sekitar 25 ribu ton. Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dengan produksi untuk jenis rumput laut gracilaria.
“Untuk jenis spinosium itu dihasilkan oleh pembudidaya di Kecamatan Pulau Sembilan dan untuk jenis gracilaria dihasilkan oleh pembudidaya yang ada di kecamatan Sinjai Utara, Sinjai Timur dan juga di Kecamatan Tellulimpoe,” katanya.
Tidak hanya itu, masyarakat juga sudah memulai untuk membudidayakan jenis rumput laut eucheuma cottonii. Jenis rumput ini dinilai memiliki kualitas yang lebih bagus dan pangsa pasar yang menjanjikan.
“Akhir tahun lalu sudah petani rumput laut di desa Tongke-tongke yang mulai mengembangkan jenis rumput laut ini dan mereka bisa menghasilkan 40 ton,” ucapnya.
Olehnya itu, perairan di Desa Tongke-tongke ini dilirik oleh Universitas Shanghai Tiongkok bekerjasama dengan Unhas Makassar sebagai lokasi pengembangan budidaya rumput laut jenis eucheuma cottonii. (adz)