Kedua, Menteri Agama RI dalam kegiatan Rakernas pada tanggal 4-6 Februari 2023 di Surabaya menetapkan tahun 2023 sebagai Tahun Kerukunan. Ketiga, agar siswa mampu dengan bijak menggunakan transformasi digital dengan benar, terutama harus dapat menyaring berita-berita hoax yang sumbernya tidak jelas. Terakhir, tugas siswa adalah belajar, maka belajarlah dengan baik dan menggunakan ilmu teknologi (seperti gawai dan lain sebagainya) sebagai sumber belajar yang benar.
Sementara itu, Pembimas Buddha Sulbar dalam acara penutupan menitipkan pesan kepada para peserta. Agar dengan adanya literasi keagamaan, dapat membekali siswa agama Buddha dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dalam menyikapi perbedaan agama. Dan mempunyai kemampuan untuk melihat titik temu antara agama dalam kehidupan bermasyarakat dengan memahami perbedaan.
“Jadilah siswa agama Buddha yang memiliki sila (perilaku moral) dan budi pekerti yang baik. Serta menjadi bijak dalam mengkritisi sumber ilmu terkait keagamaan atau nilai-nilai yang didapat dalam bentuk teks, lisan dan visual maupun digital,” kata Pembimas Buddha Sulbar.
Selama kegiatan pembinaan, para peserta memperoleh tiga materi. Yaitu : “Literasi Keagamaan untuk Generasi Millenial dan Menghadapi Tantangan Masa Depan Bangsa” (Sekretaris Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Mamuju Tengah, Marhuding, S.Pd.I, MM), “Etika Sosial Agama Buddha untuk Menangkal Ujaran Kebencian” (Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel & Penyuluh Informasi Publik, Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd®), dan “Literasi Agama bagi Siswa Agama Buddha” (Pembimas Buddha Sulbar). (mi_dhata)