Sekelompok unsur-unsur gabungan yang berada dalam daerah kerja (Daker) Makkah, menjadi perpanjangan tangan amanat pemerintah dalam menjalankan, melindungi, mengamankan Jamaah Haji di sekitar Masjidil Haram, biasa disebut Sektor Khusus Masjidil Haram (Seksus Haram).
Saat itu saya masih ditugaskan menjaga Pos Komando untuk Sektor Khusus Masjidil haram di kawasan Terminal Syieb-Amir. Posko Sektor khusus Masjidil Haram tahun 2017 berada di samping terminal bis salawat (Saptco) atau biasa kami menyebutknya Haram 4.
Tiba-tiba sahutan dari bravo yang Saya pengang menggema, memanggil : “Haram 4 – Haram 1” sahutan dua kali dari Pak Surnadi yang sedang bertugas di pintu Marwah (Haram 1).
“Haram 4, masuk Pak” jawab Saya semangat. “Haram 1 melaporkan bahwa ada satu nenek yang tidak bisa berjalan. Mereka membutuhkan bantuan dari Haram 4, untuk itu mohon segera kirimkan satu kursi roda ke Haram 1 di pintu Babussalam, dicopy,” pintanya.
“Dicopy Haram 4. Kursi roda segera meluncur ke Haram 1,” sahut Saya melalui Bravo yang aku pegang. Saya pun segera meluncur ke Haram 1 dengan membawa kursi roda yang diminta.
Sepanjang jalan butir-butir merah putih masih memadati pelataran Masjidil Haram, saat itu. Waktu azan isya berkumandang dan mereka sangat teratur memasuki Masjidil Haram. Sebagian besar jamaah memakai pakaian yang mencolok dan berwarna warni. Tak lupa syal yang bertuliskan nama kloter dan kabupaten melilit di leher mereka.
Sebagiannya lagi berkumpul membentuk formasi barisan berpakaian ihram sambil mengucapkan talbiah. Jamaah haji Indonesia biasa kami panggil dengan sebutan “butir-butir merah putih” ketika kami sedang bertugas di Masjidil Haram. (Bersambung)