PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG - Salahsatu rangkaian kegiatan Gau Maraja La Patau Matanna Tikka Soppeng 2023 dari tanggal 15 sampai 18 Juli 2023 yang cukup memukau serta atraktif dan menghibur masyarakat adalah kirab budaya pada, Senin 17 Juli 2023.
Bupati Soppeng H Kaswadi Razak SE yang berdiri di depan anjungan I Mangkawani
setelah memukul gendang sebagai simbol pelepasan peserta menyaksikan prosesi kirab dari masing masing SKPD dan Kecamatan juga diikuti utusan dari Kabupaten Jeneponto ,Gowa,
Mandar serta pemerhati benda pusaka.
Meski dalam cuaca yang panas terik di kota kalong , sejumlah tradisi leluhur adat Bugis kembali diangkat menjadi magnit tersendiri bagi ribuan penonton yang memenuhi pinggir jalan yang dilewati peserta kirab budaya . Diantaranya Menre Bola Baru ,Mappasili, Mappano Lolo , Mappaccing ,Maddoja Bine , Maccera Tappareng ,Mappasikarawa dan budaya lainnya.
Tanpa mengabaikan penampilan peserta kirab budaya lainnya ,namun Kecamatan
Marioriwawo dipimpin Camat Andi Ashar Afwan tampil memukau ,dan menghibur. Puluhan peserta laki laki dengan kostum adat jas hitam tertutup dan Passappu di kepala dengan iringan gendang situmba dan liukan gerak atraktif dari penari Bisssu selanjutnya duduk bersimpuh di depan anjungan I Mangakawi tempat Bupati berdiri .Dengan suara bergetar
Ardi Doma dengan bahasa Bugis menyebut Assidengennna To Marioe.
Secara bersamaan puluhan peserta dari tiap Kelurahan dan Desa tersebut menghunus keris dan mengacungkan ke atas dengan Bahasa Bugis bersamaan berteriak lantang mengucap sumpah dan ikrar kesetiaan prajurit kepada Raja atau Pemimpin membuat suasana menjadi hening termasuk segenap Forkopimda dan undangan yang memenuhi anjungan I Mangakawani .
Skenario penampilan tersusun begitu apik , rapi dan menarik membuat penampilan Kecamatan Marioriwawo mendapat aplaus yang luar biasa.
Bupati H A Kaswadi Razak mengakatakan kirab budaya sebagai media yang representatif dalam upaya melestarikan dan menjaga tradisi dan budaya sebagai identitas lokal, Bagaimana mengenalkan kembali identitas adat lokal yang telah mengakar dan bisa saja sudah terkubur sejarah bersama pekakunya .
"Dengan kirab budaya menjadi pembelajaran bagi generasi sekarang dan yang akan datang untuk tetap melestarikannya," tandasnya. (ard)