Hal ini disampaikan oleh perwakilan lembaga adat Buangin selaku Jenderal lapangan di aksi tersebut yakni Rante Bunga Salu. Menurutnya tindakan semena-mena yang di lakukan oleh Camat Rantebua sangat melukai hati masyarakat Rantebua terkhususnya masyarakat Buangin sementara kedudukan kantor Kecamatan Rantebua berada dalam lingkungan Kelurahan Buangin.
“Tindakan semena-mena Ibu Camat sangat melukai hati masyarakat Rantebua. Beliau begitu arogan dan tidak menghargai tokoh masyarakat Buangin. Kami atas nama masyarakat Buangin meminta pak Bupati untuk mencopot Camat Rantebua karena tidak mencerminkan selayaknya pejabat yang amanah,” tegas Rante Bunga Salu.
Camat Rantebua sempat menemui peserta aksi di Aula Kantor Kecamatan Rantebua namun karena diskusi begitu alot akhirnya Camat Rantebua meninggalkan ruangan pertemuan tanpa menghasilkan kesepakatan dengan massa aksi yang dihadiri oleh Toparengge’, Kandian Lima, Pa’buntuan Sugi, dan Himpunan Mahasiswa Toraja Timur.
“Mengenai pengangkatan lembaga adat pendamai tingkat kecamatan, saya tidak tahu kalau bapak yang hadir disini masuk dalam lembaga adat kelurahan sehingga kami tidak melibatkan kalian pada saat pembentukan lembaga adat pendamai di Kecamatan Rantebua,” singkat Yofita Sampe Allo sambil beranjak dari kursinya meninggalkan ruangan pertemuan.
Sementara itu, Ketua Himpunan Mahasiswa Toraja Timur, Glori mengungkapkan, aksi ini baru prakondisi dan akan ada aksi selanjutnya apabila Bupati Toraja Utara tidak mengindahkan permintaan pencopotan Camat Rantebua.
“Ini baru aksi prakondisi, kalau memang tidak ada respon dalam waktu yang dekat terkait permintaan pencopotan Camat Rantebua, maka masyarakat ingin turun audiensi maupun aksi ke kantor Bupati,” ujar Glory.(etan/pria)