Pada dialog kebudayaan terkait kearifan lokal lebih menggali sosok Syekh Yusuf yang popular dikenal Tuanta Salamaka ri Gowa (“tuan guru penyelamat kita dari Gowa”) oleh pendukungnya di kalangan rakyat Sulawesi Selatan.
Sebagai gambaran Syekh Yusuf lahir dari pasangan Abdullah dengan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Abadin Tadia Tjoessoep atau Muhammad Yusuf. Nama yang diberikan Sultan Alauddin (penguasa Gowa pertama yang muslim), raja Gowa, yang juga kerabat ibu Syekh Yusuf.
Masa mudanya, di cikoang belajar dipesantren Al-Allamah Habib Sayyid Alwi Jalaluddin Bafagih, mempelajari Dasar Sanad Thariqah Baharunnur Ba’alawi. Di Pesantren cikoang, selain Belajar Thariqah, juga belajar Hubbul Wathan (Cinta dan Membela Tanah Air).
Perjuangan ketika Kesultanan Gowa mengalami kalah perang terhadap Belanda, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan diangkat menjadi mufti di sana. Lalu pada masa pembuangan, di Sri Lanka, aktif dalam menyebarkan agama Islam dan memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan, sedangkan ketika di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut.
Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan. Dan mendapatkan Gelar Nasional di dua Negara (Indoesia dan Afrika Selatan),
Moderator pada sesi dialog kebudayaan Dr. Ismail Rasulong, SE.,MM terlihat di depan bersama Dr. H. Ajiep Padindang, SE.,MM sebagai pemateri yang didampingi Rektor USY.
Ismail memulainya membuka dialog kebudayaan dengan kutipan kalimat ”saya tertarik dengan nama Universitas Syekh Yusuf Al Makassari sebagai falsafah dasar nama kampus USY. Dari sisi ekonomi, menjadikan kaur bisnis.
Suasana di lt 3 terasa hangat dengan antusiasiasme peserta dialog kebudayaan menyimak pemaparan Senator Senayan Dr.H.Ajiep Padindang, SE.,MM sekalipun dingin masih menembus tubuh, yang menekankan Syekh Yusuf dan hingga interaksi dialog kebudayaan berjalan komunikatif.
Dr. H. Ajiep Padindang, SE.,MM lebih menekankan pada nilai ajaran Syekh Yusuf tentang bagaimana etosnya, di samping itu, beliau alim ulama, pemimpin dan adaptif. Olehnya itu, jadikan ini sebagai muatan lokal. USY sebaiknya memasukkan matakuliah tambahan sebagai muatan lokal tentang ajaran Syekh Yusuf.
Sebelum mengakhiri, mantan anggota DPRD Sulsel 4 periode mengusulkan ke Rektor Universitas Syekh Yusuf Al Makassari agar membuat seminar tentang sejarah Syekh Yusuf.
“Saya tantang dinda (Rektor USY) buatlah seminar di Bulan Oktober nanti di kampus, dengan harapan USY menjadi satu-satunya rujukan pengetahuan Syekh Yusuf sebagai tokoh dunia,” harap Senator Ajiep Padindang yang tahun 2024 akan beralih dari DPD RI ke DPR RI dari Partai Golkar Dapil Sulsel 1. (rk)