Umat Buddha Peringati Asadha 2567 TB/2023 M

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Miguel Dharmadjie, ST, CPS®, CCDd® (Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel)

HARI Suci Asadha 2567 TB/2023 M diperingati secara khusuk oleh umat Buddha. Salah satunya di Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma), Makassar pada Minggu (20 Agustus 2023) siang. Asadha merupakan salah satu dari empat hari suci agama Buddha, diperingati dua bulan setelah Waisak. Tahun ini, Hari Suci Asadha jatuh pada 01 Agustus 2023.

Puja Bakti Asadha dihadiri Bhikkhu Sangha Theravada Indonesia, yaitu YM. Bhikkhu Dhammamitto Thera, YM. Bhikkhu Silayatano, dan YM. Bhikkhu Dhirasarano. Serta diikuti empat puluh orang umat Buddha. Sebagai pelaksana, pengurus Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar.

Hikmah Asadha 2567 TB. dibawakan Bhikkhu Dhammamitto yang mengatakan, Asadha memperingati tiga peristiwa penting. Yaitu: berputarnya Roda Dhamma, terbentuknya Sangha (Persamuan para Bhikkhu) yang pertama, dan lengkapnya Tiratana (Tiga Permata, Buddha, Dhamma, dan Sangha).

Sang Buddha membabarkan Khotbah Pemutaran Roda Dhamma (Dhammacakkappavattana Sutta) berisi Empat Kebenaran Mulia kepada lima orang bhikkhu di Taman Rusa Isipatana. Yaitu tentang Dukkha, Asal Mula Dukkha, Akhir Dukkha dan Jalan Mengakhiri Dukkha. Empat Kebenaran Mulia merupakan hal mendasar yang harus dipahami dengan benar dan tekun oleh umat Buddha.

Dukkha adalah ketidakpuasan. Ada 3 aspek yang harus diketahui berkaitan bahwa dalam hidup ini ada penderitaan, yaitu mengenali/mengetahui, menerima, dan melepaskan. Secara teori mudah, tetapi dalam praktiknya membutuhkan perjuangan. Karenanya, ketika masih sehat, enerjik, dan banyak kesempatan, isilah hidup ini dengan melakukan banyak karya dan kebajikan. Kita boleh memiliki cita-cita dan harapan, tetapi tidak boleh melekat pada cita-cita dan harapan tersebut. Karena harapan itu tidak pasti. Orang akan kecewa karena terlalu banyak berharap.

Baca juga :  Bupati Pinrang Hadiri Pelantikan Pengurus KKP Kabupaten Pasangkayu

Penyebab dukkha adalah nafsu keinginan (tanha). Keinginan yang terus menerus itulah yang membuat kita menderita. Karena sesungguhnya tidak ada penderitaan. Keinginanlah yang menjadi penyebab penderitaan. Dengan dapat mengurangi nafsu keinginan kita, maka disitulah timbul kebahagiaan.

"Untuk terbebas dari dukkha dalam hidup ini, seseorang harus mempraktikkan Jalan Mulia Berunsur Delapan sebagai jalan mengakhiri dukkha. Jalan Mulia Berunsur Delapan dikenal sebagai Jalan Tengah yang membawa pengetahuan, menumbuhkan kebijaksanaan, dan menuntun ke Nibbana," pesan Bhikkhu yang merupakan Magister Sains Psikologi ini mengakhiri Hikmah Asadha. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Prof. Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag. Hadis Nabi Justru Digunakan Menjustifikasi Kekerasan Simbolik

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar Prof.Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag mengatakan, di tengah...

Meriah Gerak Jalan Cilik se-Kecamatan Lilirilau 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – Masih dalam suasana perayaan HUT ke 80 Kemerdekaan RI , panitia menggelar kegiatan gerak jalan...

Polsek Marioriwawo dan Marioriawa Gelar Patroli Blue Light 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – Masih dalam suasana pasca peringatan HUT ke 80 Kemerdekaan RI ,yang tetap berlanjut dengan sejumlah...

Prof. Dr. Hj. Darmawati H, S.Ag, M.HI Medsos Sering Dianggap Sarana Perselingkuhan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Telepon pintar (“smartphone) dan internet memudahkan hubungan kapan dan di mana saja. Namun di balik...