Selanjutnya, wanita pemilik kulit bersih tersebut sangat ingin anak-anak nantinya setelah belajar tentang penanaman murbei dan pembudidayaan ulat sutera di BPSKL Wilayah Sulawesi ini agar dapat menginformasikan kepada masyarakat, yaitu Balai ini yang dulunya bernama Balai Persutraan Alam dan pada tahun 2016 masyarakat berfikir Balai Persutraan Alam sudah tidak ada lagi.
“Namun karena perubahan nomenklatur, akhirnya Balai Persutraan Alam berganti nama menjadi BPKSL Wilayah Sulawesi, namun hingga saat ini kami di tugasi oleh pemerintah untuk mengurusi tentang sutera alam,” cetusnya.
Lanjut wanita muda pemilik mata indah itu, kami sangat senang sekali karena mendapatkan kunjungan dari Askrindo sebagai agen-agen informasi tentang sutera alam.
“Jadi mereka bisa menginformasikan kepada masyarakat, yaitu di Bili-Bili itu ada sutera alam,” beber Nurul Huda Yahya tersenyum manis.
Semoga pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan dapat memperhatikan dan menginformasikan kepada sekolah-sekolah, yaitu BPSKL Bili-Bili ini mampu mengedukasi siswa/siswi terkait penanaman murbei dan pembudidayaan ulat sutera, pungkasnya.(And)