Wartawan Diintimidasi Oleh Satpam Rumah Sakit Siloam Makassar, Kini Berbuntut Panjang

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Dari peristiwa tersebut, gambar video hasil liputan media timurnews.com terhapus, yang tersisa hanya gambar di TKP kecelakaan tersebut.

Berdasarkan UU kebebasan PERS no 40 tahun 99, pasal 4 :
1. Kemerdekaan Pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembrendelan atau pelarangan penyiaran.
3. Untuk menjamin kemerdekaan Pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Pasal 1 ayat (8) Penyensoran adalah penghapusan secara paksa sebahagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan, atau tindakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik.

Dengan demikian, seseorang yang dengan sengaja menghambat dan menghalangi tugas wartawan otomatis melanggar ketentuan pasal tersebut dapat diancam pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak 500 juta rupiah.

Kini korban telah melaporkan kejadian tersebut di Mapolrestabes Makassar dengan laporan informasi nomor : LI/77/X/2023/Reskrim, Tanggal 19 Oktober 2023.

Terkait hal ini salah satu Aktivis Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) mengecam atas aksi intimidasi dan arogansi oknum sekuriti RS Siloam Makassar.

Dilansir dari media Wartasulsel.net Andi Pangerang SH menyebut, aksi intimidasi terhadap wartawan dan melarang wartawan untuk liputan itu tidak hanya kriminal tapi juga bertentangan dengan undang-undang pers.

“Pelarangan liputan, bisa di pidana, apalagi ini sudah menghambat, Terlebih yang dilakukan oleh sekurity yang harusnya sudah bisa paham tentang kerja-kerja pers. Jangan-jangan satpam itu tidak ikut pendidikan sekuriti, yang notabene di bawah naungan Polri,” katanya, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya, wartawan tidak boleh mengalami intimidasi saat peliputan. Sebab, wartawan dilindungi undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Baca juga :  Kadis Pendidikan Sulsel Akan Percepat Digitalisasi Persuratan

Andi Pangerang meminta pihak terkait agar melakukan evaluasi perilaku oknum satpam seperti itu kepada awak media, agar oknum-oknum security tidak menjadi hambatan bagi insan pers kedepannya.(*/Hdr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kecelakaan di GT Ciawi, 11 Korban Luka dan 8 Meninggal, Polri Kerahkan Tim TAA

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Polri membenarkan adanya kecelakaan di Gardu Tol (GT) Ciawi pada pukul 23.30 WIB, tadi malam,...

Jadi Narsum di Acara Deng Mampo, Arwan Tjahjadi : Tradisi, Musik dan Budaya Bersatu di TVRI Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Tradisi dan budaya berpadu dalam harmoni di acara spesial Dendang Mari-Mari Poso (Deng Mampo) yang...

Kabel Trafo PLN di Bulukumba Raib, Warga Diminta Laporkan Tindak Kejahatan Kelistrikan

PEDOMANRAKYAT, BULUKUMBA -- Aksi pencurian kabel listrik kembali menghantui sistem kelistrikan di Kabupaten Bulukumba. Kali ini, dua gardu...

Perjuangkan Nasib Masyarakat Biringkassi, Rahmatia Kerap Unjukrasa Memprotes PT Semen Tonasa

PEDOMANRAKYAT, PANGKEP - Rahmatia, seorang ibu rumah tangga yangat sangat dikenal di kalangan karyawan PT Semen Tonasa. Itu...