Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan di Padang Mahsyar

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Asnawin Aminudin (Komisi Kominfo MUI Sulsel / Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel)

RASULULLAH sallallahu alaihi wasallam pernah ditanya, “Ya Rasul, siapa orang mukmin yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yang paling mulia akhlaknya”. Lalu beliau ditanya, “Siapa orang beriman yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Yang paling banyak mengingat mati dan yang baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR lmam lbnu Majah; No. 4259)

Dalam hadits lain disebutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi; No. 2307)

Jadi orang yang paling cerdas menurut Rasulullah, yaitu orang yang paling banyak mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah mati. Maka Rasulullah menyuruh kita memperbanyak mengingat mati, memperbanyak mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian.

Mengapa kita diperintahkan banyak mengingat mati, karena kita semua pasti akan mati. Allah berfirman, “kullu nafsing zaaa-iqatul mauut”, setiap yang bernyawa akan merasakan mati.

Setelah kita mati, kita akan hidup di alam barzakh, di alam kubur, sampai hari kiamat dimana kita semua akan dibangkitkan kembali.

Saat dibangkitkan dari alam kubur, semua manusia dalam keadaan telanjang, tidak memakai alas kaki, tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya, tidak dikhitan, seperti saat lahir ke dunia, laki-laki dan perempuan sama.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dihimpun (pada hari Kiamat) menuju Allâh Azza wa Jalla dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan tidak dikhitan.”

Maka istri Rasulullah, ‘Aisyah radiallahu anha bertanya, “Ya Rasulullah, laki-laki dan perempuan, satu sama lain bisa melihat auratnya?”

Nabi saw menjawab: “Kejadian ketika itu lebih dahsyat sehingga memalingkan mereka dari keinginan seperti itu.” (HR. Bukhari)

Baca juga :  Gelar HUT Kemerdekaan RI Ke-77, Ketua DPW PKS Sulsel : Kita Patut Bersyukur Mampu Lewati Pandemi Dengan Baik

Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia berjalan menuju Padang Mahsyar. Ada yang berjalan kaki, ada yang berkendaraan, dan ada yang berjalan dengan wajahnya.

Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya pada hari kiamat, manusia akan dikumpulkan menjadi tiga golongan. Satu golongan berjalan kaki, satu golongan berkendaraan, dan yang satu golongan lagi berjalan dengan wajah mereka.”

Kemudian para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana caranya mereka berjalan dengan wajahnya?”

Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah-lah yang telah membuat mereka bisa berjalan dengan kedua kakinya, maka Dia juga bisa membuat manusia berjalan dengan wajahnya. Pada saat itu, alangkah sukarnya mereka berjalan karena harus berjalan dengan menjaga wajah mereka dari tanah-tanah yang terjal dan banyak tanaman berduri.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Semua manusia, mulai dari Nabi Adam hingga manusia terakhir yang lahir ke dunia, semuanya dikumpulkan di Padang Mahsyar. Padang Mahsyar itu tempat yang datar dan sangat luas, tidak ada pohon, tidak ada sungai, tidak ada gunung, tidak ada tempat berteduh, dan matahari di atas kepala kita hanya berjarak sekitar 1 mil atau sekitar 1,6 kilometer di atas kepala kita.

Matahari didekatkan di atas kepala-kepala manusia, hingga peluh keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Sebagian manusia, ada yang terendam oleh keringatnya sebatas mata kakinya, ada yang terendam sebatas lututnya, ada yang sampai pinggangnya, ada yang sampai pundaknya, bahkan ada yang sampai ke mulutnya. Keadaan mereka ini sesuai dengan amalan-amalan mereka.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Pada hari kiamat, matahari akan didekatkan (oleh Allâh) kepada seluruh makhluk hingga hanya sejarak satu mil.

Bayangkan betapa panasnya nanti di Padang Mahsyar. Tapi ada beberapa golongan manusia yang nanti akan mendapatkan naungan di Padang Mahsyar.

Baca juga :  Polres Torut dan Dinas Pertanian Bidang Peternakan Lakukan Pengecekan Hewan di Pasar Bolu

Dalam salah satu hadits disebutkan, ada tujuh golongan manusia yang mendapatkan naungan di Padang Mahsyar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
Yang dimaksudkan “pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya”, yaitu di Padang Mahsyar.

Golongan pertama yaitu imam yang adil. Yang dimaksud dengan imam yaitu para pemimpin, mulai dari presiden, para menteri, gubernur, walikota, bupati, camat, hingga lurah dan kepala desa. Juga semua orang yang menjadi pimpinan banyak orang, bahkan termasuk kepala keluarga.

Yang dimaksud adil yaitu seorang imam yang tunduk dan patuh dalam mengikuti perintah Allâh Azza wa Jalla dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya, tanpa melanggar atau melampaui batas dan tidak menyia-nyiakannya.

Jadi kalau ada pemimpin yang suka main gusur rakyat, membungkam aspirasi rakyat, dan melakukan berbagai macam perlakuan tidak adil kepada rakyat, maka sungguh dia tidak termasuk imam yang adil, tidak termasuk orang yang akan mendapatkan naungan dari Allah di Padang Mahsyar nanti.

Golongan kedua yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar, yaitu seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam ketaatan beribadah kepada Allâh. Kenapa pemuda? Karena pemuda (terutama usia-usia pelajar dan mahasiswa) itu biasanya, nafsunya begitu tinggi pada dunia, dan kebanyakan lalai dari akhirat.

Kalau ada pemuda yang rajin shalat berjamaah di masjid, rajin mengikuti pengajian, rajin mengaji, akhlaknya pun bagus pada ibu bapaknya, dialah pemuda yang jadi harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.

Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui, karena kebanyakan pemuda itu lalai, mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya.

Baca juga :  Sejumlah PJU Kodam Hasanuddin Berganti, Pangdam Tegaskan Slogan 6K di Hati Kita

Sebagian remaja, mahasiswa, pemuda, melewati masa mudanya dengan melakukan perbuatan sia-sia, main game, main tiktok, main medsos, hura-hura, bahkan ada yang melakukan perbuatan maksiat.

Sangat jarang remaja, mahasiswa, pemuda yang melewati hari-harinya dengan beribadah, mampu mengendalikan hawa nafsunya, rajin shalat, rajin beribadah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

UPT SMA Negeri 2 Enrekang Bersiap Hadapi Akreditasi Perpustakaan 2025

PEDOMANRAKYAT, ENREKANG – UPT SMA Negeri 2 Enrekang tengah bersiap menghadapi proses akreditasi perpustakaan yang akan berlangsung pada...

Tetapkan Pimpinan Ponpes Kolo Saketi Sebagai Tersangka, Polres Binjai Dipraperadilankan

PEDOMANRAKYAT, BINJAI - Pengadilan Negeri (PN) Kelas I-B Binjai kembali menggelar sidang praperadilan terkait status tersangka Kyai Muhammad...

Sekolah Swasta Punya Potensi Besar, Ketua BMPS Sulsel Tekankan Keunggulan Pendidikan Tematik

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Sulawesi Selatan, Irman Yasin Limpo, menegaskan sekolah swasta...

Sengketa Tanah di Brebes Dimejahijaukan, Ahli Waris Gugat Sejumlah Pihak ke Pengadilan

PEDOMANRAKYAT, BREBES – Kasus sengketa tanah di Kabupaten Brebes kembali memanas. SM, ahli waris sah dari sebidang tanah...