Dikatakannya lagi, orang-orang yang sudah terafiliasi dengan partai politik pengusung, itu sudah otomatis Prabowo-Gibran.
“Itu alasan saya cenderung memilih figur baru untuk melebarkan jaringan partai. Ini yang ingin saya sampaikan, kalau orang partai politik ji lagi yang masuk sebagai Ketua TKD, maka apa bedanya parpol dengan TKD itu,” ucapnya dengan logat Makassar.
Figur baru non partai itu, tidak berkontestasi Pileg, sehingga bisa fokus dan maksimal dalam mengurus Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulsel.
Saat ditanya oleh pedomanrakyat.co.id terkait target Gerindra Sulsel dalam memenangkan Prabowo-Gibran, AIA dengan sigap mengatakan, pastilah Gerindra akan ‘fight’ dalam meraup suara sebanyak-banyaknya bagi Prabowo-Gibran.
“Kalau kemarin itu, pada rapat Koalisi Indonesia Maju, kami menargetkan raihan suara sebanyak 60 persen, kami juga menargetkan Pilpres ini hanya 1 (satu) putaran saja,” sebutnya.
Ketika ditanya lagi oleh media ini terkait, pilpres lalu Prabowo menang di Sulsel, apakah hal ini bisa dijadikan patokan ?, AIA mengatakan, kalau sebagai sandaran data, boleh-boleh saja, namun bukan sesuatu yang akurat untuk diungkapkan.
“Karena, komposisi Capres saja kan berbeda, kalau Pilpres lalu itu head to head, kalau sekarang ada 3 (tiga) pasang Capres. Tentunya dari konteks 3 (tiga) pasang Capres itu kita harus bisa mengukur seperti apa rasionalitas target-target kita itu,” urai AIA.(Hdr)