Menurut Aris, selama ini, tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan pada pihak-pihak yang terkait untuk pencegahan keselamatan kerja sangat rendah. Hal ini menjadi kendala pada pekerjaan konstruksi karena masih banyaknya paradigma yang mengatakan bahwa safety sangat mahal dan hanya membuang biaya, serta pola pikir tentang minimnya keselamatan kerja maupun pernyataan tidak nyaman dalam penggunaan pakaian safety. Hal ini yang menyebabkan seringnya terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi.
“Berdasarkan permasalahan tersebut, maka solusi yang dapat ditawarkan saat ini yakni memberikan edukasi konsep dasar K3 terkait keselamatan konstruksi dan memberikan pelatihan teknik keterampilan penggunaan alat APD pada kelompok pekerja,” terangnya.
Adapun kegiatan yang dilakukan kata Ketua Tim, dengan penyampaian tentang K3 Keselematan Kerja yang ditutup dengan evaluasi sekaligus penyerahan alat-alat Keselamatan Kerja berupa Topi dan Rompi. Peserta yang ikut adalah para pekerja pada Pembangunan Pusat Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) di Kantor Depag Kabupaten Barru. (rezky)