Flamboyan Dipangkas demi Baliho Caleg, Pemuda Bontotangnga Tabur Bunga

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Enam tahun yang lalu, masih saya ingat, lewat wawancara khusus di tabloid Edukasi Kampus YAPTI edisi Januari 2016, saya menghimbau pada pak Bupati untuk membuat perda “Gerakan Flamboyan”, tujuannya agar ada payung hukum, kerjasama antara warga dan pemerintah. Pemerintah menyiapkan Flamboyan dan menanam di sepanjang tepi jalan. Warga yang rumahnya berdekatan atau berhadapan pohon tersebut diwajibkan menyiram, memelihara dan menjaganya sampai besar. Itu saja. Tapi penekanannya adalah pemeliharaan dan penjagaan. Kita cuma butuh waktu tiga hingga lima tahun untuk berpayah-payah menjaga dan mencintai pohon tersebut,” jelas Ta’le.

Sungguh sayang, himbauan bagus itu hanya angin lalu. Andai dilaksanakan dengan baik, Jeneponto sekarang boleh jadi sudah menjadi kabupaten paling cantik dan instagramble. Sepanjang jalan dihiasi dengan rimbun bunga merah Flamboyan.

“Kegilaan” Ta’le dibenarkan oleh Pembina YAPTI Jeneponto Anwar Rivai. Saat dihubungi terpisah, tokoh sepuh masyarakat Tamalatea ini mengaku melihat langsung kegigihan Ta’le yang bertelanjang dada memanggul dua kantong besar berisi air, hilir mudik menyiram “bayi” Flamboyan di terik matahari.

“Saya kagum sekaligus kasihan saat melihatnya,” aku Anwar. “Sejak itu saya mengajak para pemuda Bontotangnga untuk ikut bersama membantunya. Ia butuh perlindungan. Apa yang Ta’le lakukan bukan tanpa tantangan. Saya tahu, tak sedikit warga yang tidak suka. Terbukti, ketika itu ada saja yang tega meracuni Flamboyan yang ia tanam,” ungkapnya.

Kekecewaan dan kemarahan pemuda Bontotangnga sedikit terhibur. Baliho dan rangka besi reklame diturun dan dipindahkan oleh dinas terkait, pada Sabtu 13/01/24, pukul 09.00. Pemangkasan Flamboyan di Bontotangnga menjadi bukti betapa lemahnya perhatian dan koordinasi antar dinas di Jeneponto. Keindahan Flamboyan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh dinas pariwisata, tapi dinas ini tak bersuara. Pj Bupati Jeneponto pun diam saja.

Baca juga :  Menghafal Al-Qur'an Jadi Wajib bagi ASN dan Siswa di Sulsel

“Jika Anda ke Jeneponto dan melihat ada pohon berbunga merah, berarti Anda sudah berada di Tamalatea, di Bontotangnga,” ungkap Subair Sirua. Ia sadar Flamboyan sudah membalas cintanya dengan isyarat bunga-bunga yang rimbun bermekaran merah. Ia percaya, suatu saat Bontotangnga bahkan Jeneponto akan menjadi surga Flamboyan.( ab )

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

FEB-Unhas dan Bank Unhas Gelar Pengabdian di Bantaeng

PEDOMANRAKYAT, BANTAENG - Tim pengabdian masyarakat yang tergabung sebagai bagian dari PKM Program Hibah Internal Peningkatan Kinerja Utama...

Ketua PGRI Wajo Apresiasi Guru dan Pemerintah, HGN 2025 Jadi Momentum Penguatan Pendidikan

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun ke-80...

Kantor Imigrasi Palopo dan Pemkab Toraja Utara Buka Pelayanan Kerjasama Pembuatan Pasport

PEDOMANRAKYAT, TORAJA UTARA.-Pemerintah Kabupaten Toraja Utara resmi menjalin kerja sama dengan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Palopo...

Unipol Soppeng Lolos 8 Besar PIMNAS 2025, Rektor Andi Adawiah Hadiri Pembukaan di Unhas

PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR — Universitas Lamappapoleonro (Unipol) Soppeng kembali membuat bangga warga Soppeng. Kampus ini resmi masuk 8...