Ditempat yang sama, ketua panitia Semarak HPRL yang ke-78 tahun Dr. Asri Tadda, S.Ked., MH menuturkan, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat Luwu bisa merefleksikan nilai-nilai kepahlawanan nasionalisme dari para leluhur yang dulu berjuang sekira 78 tahun lalu.
“Perjuangan dari para pendahulu kami di tanah Luwu itu merupakan lambang dari anti Kolonialisme atau anti penjajahan, yaitu lebih kepada ikhtiar untuk merubah nasib di Luwu,” ucap Asri Tadda.
Urai Sekjen DPP Mileanis lagi, kegiatan ini akan berlangsung hingga puncaknya nanti pada 20 sampai 23 Januari 2024 di Luwu Timur.
Asri Tadda pun kembali mengingatkan kepada para pemimpin negeri ini terkait pembentukan Provinsi Luwu Raya, menurutnya hal ini sudah berlangsung sejak lama.
“Hal ini wajib didengarkan oleh pemerintah pusat karena memang layak, baik itu secara administratif semua persyaratan sudah di penuhi. Hal ini juga merupakan moratorium Presiden. Jadi Presiden selanjutnya, siapa pun dia, harus bisa membuka ruang yang lebih luas untuk Luwu Raya bisa lebih otonom,” sebutnya.
Tambah Asri, sehingga dengan sumber daya alam dan budaya yang dimiliki oleh Luwu itu, bisa lebih banyak dinikmati oleh masyarakat dan lebih berkembang alias bertumbuh, syaratnya adalah daerah otonom baru.
“Harapan saya, sesuai tema kegiatan yaitu Bangkit, Berdaya, dan Mandiri. Mudah-mudahan Luwu Raya bisa bangkit dari saat ini menjadi lebih baik lagi, berdaya, dan menjadi daerah yang mandiri, seperti pada prinsip kami yaitu ‘Wanua Mapatuo Naewai Alena’ yang memiliki makna otonomi daerah alias tidak ada masalah dengan dirinya, dan bisa hidupi dirinya,” pungkas Dr. Asri Tadda, S.Ked., MH.
Kegiatan Hari Perjuangan Rakyat Luwu ke-78 ini dihadiri sekira 500 orang, yang terdiri dari kelompok masyarakat se-Kecamatan di Luwu Raya, Mahasiswa, dan kegiatan ini bertajuk silaturahmi.(Hdr)