PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan menggelar Semarak Hari Perjuangan Rakyat Luwu (HPRL) ke-78 dengan mengusung tema 'Bangkit, Berdaya, dan Mandiri', di Aula Tudang Sipulung Jl. Sungai Tangka No 31, Kota Makassar, Sabtu Malam (13/01/2024) sekira pukul 19.00 Wita.
Hadir dalam kegiatan ini, mewakili Pj Gubernur Sulawesi Selatan Penjabat Sekretaris Daerah Andi Muhammad Arsjad, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Pj. Wali Kota Palopo,Asrul Sani, SH., M.Si, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) periode 2022-2027 H Arsyad Kasmar, dan Prof KH Mansyur Ramli.
Walikota Makassar dalam arahannya mengatakan, perjuangan rakyat Luwu telah menorehkan sejarah besar, contohnya Opu Daeng Parani yang telah membawa nama Luwu hingga ke Sumatera dan semenanjung Malaka.
"Belum lagi kita cerita tentang perjuangan I Lagaligo, jadi Luwu itu merupakan tempat sejarah. Kalau kita berbicara tentang sejarah, berarti wija to Luwu itu luar biasa," ujar pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu.
Lanjutnya, saya mencontohkan Singapura bisa membangun dirinya dengan menciptakan musuh bersama, yaitu satu kata yang membuat rakyatnya tersinggung semua akhirnya mereka menyatu.
"Nah, sekarang itu dibuat lagi musuh bersama bagi Singapura, yaitu mereka akan tenggelam di tahun 2100 nanti. Kalau Singapura tidak bergerak untuk menghemat new carbon dan lainnya, maka negara tersebut akan tenggelam, jadi akan menggerakkan semua sendi," tegasnya serius.
Saat ditanya oleh media ini terkait wacana pembentukan Luwu Raya, Walikota Makassar 2 (dua) periode tersebut mengungkapkan, saya kira hal itu merupakan sebuah aspirasi dari masyarakat Luwu yang harus didengarkan oleh pemimpin negara ini.
"Selanjutnya, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Luwu di Makassar atas kontribusinya kepada kota ini yang sangat luar biasa," tandas Walikota Makassar Danny Pomanto.
Ditempat yang sama, ketua panitia Semarak HPRL yang ke-78 tahun Dr. Asri Tadda, S.Ked., MH menuturkan, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat Luwu bisa merefleksikan nilai-nilai kepahlawanan nasionalisme dari para leluhur yang dulu berjuang sekira 78 tahun lalu.
"Perjuangan dari para pendahulu kami di tanah Luwu itu merupakan lambang dari anti Kolonialisme atau anti penjajahan, yaitu lebih kepada ikhtiar untuk merubah nasib di Luwu," ucap Asri Tadda.
Urai Sekjen DPP Mileanis lagi, kegiatan ini akan berlangsung hingga puncaknya nanti pada 20 sampai 23 Januari 2024 di Luwu Timur.
Asri Tadda pun kembali mengingatkan kepada para pemimpin negeri ini terkait pembentukan Provinsi Luwu Raya, menurutnya hal ini sudah berlangsung sejak lama.
"Hal ini wajib didengarkan oleh pemerintah pusat karena memang layak, baik itu secara administratif semua persyaratan sudah di penuhi. Hal ini juga merupakan moratorium Presiden. Jadi Presiden selanjutnya, siapa pun dia, harus bisa membuka ruang yang lebih luas untuk Luwu Raya bisa lebih otonom," sebutnya.
Tambah Asri, sehingga dengan sumber daya alam dan budaya yang dimiliki oleh Luwu itu, bisa lebih banyak dinikmati oleh masyarakat dan lebih berkembang alias bertumbuh, syaratnya adalah daerah otonom baru.
"Harapan saya, sesuai tema kegiatan yaitu Bangkit, Berdaya, dan Mandiri. Mudah-mudahan Luwu Raya bisa bangkit dari saat ini menjadi lebih baik lagi, berdaya, dan menjadi daerah yang mandiri, seperti pada prinsip kami yaitu 'Wanua Mapatuo Naewai Alena' yang memiliki makna otonomi daerah alias tidak ada masalah dengan dirinya, dan bisa hidupi dirinya," pungkas Dr. Asri Tadda, S.Ked., MH.
Kegiatan Hari Perjuangan Rakyat Luwu ke-78 ini dihadiri sekira 500 orang, yang terdiri dari kelompok masyarakat se-Kecamatan di Luwu Raya, Mahasiswa, dan kegiatan ini bertajuk silaturahmi.(Hdr)