Akan Terbitkan Buku Budaya Politik dan Politik Budaya, JAPPI Laksanakan FGD

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Saat sesi diskusi, terdapat berbagai tanggapan dan masukan yang cukup alot dari peserta. Seperti yang diuraikan dosen Universitas Indonesia Timur Dr. Abdul Talib Mustafa, MSi, menanyakan Indonesia telah kehilangan bentuk demokrasinya. Dimana, kulturnya sangat rentan terhadap rasionalitas.

“Seluruh nilai-nilai budaya, agama dan tatanan bernegara seakan hilang dalam alam demokrasi seperti pada pemilu 2024 kemarin, dan yang tersisa hanya semangat nasionalisme kebangsaan,” terangnya.

Dr. Ismail Rasulong yang merupakan Dosen Unismuh Makassar menyatakan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat agraris, sehingga cara berpikir dan bertindaknya cenderung pragmatis dan banyak mempengaruhi perilaku politik mereka saat Pemilu maupun Pilkada.

“Kita ini mahluk ekonomi, jadi perilakunya ditentukan oleh kebutuhan ekonomi. Sehingga Oligarki memanfaatkan perilaku politik masyarakat yg pragmatis. Di sisi lain, elit Partai Politik juga telah kehilangan idealisme politiknya. Untuk itu, literasi politik menjadi salah satu alternatif untuk memberikan pemahaman politik pada masyarakat dan tidak terlalu berharap besar pada upaya pendidikan politik yang dilakukan oleh Partai Politik dan Pemerintah,” jelasnya.

Senada disampaikan Dr. Sudirman lM. MSi, yang menyebutkan, pengalaman politik Pemilu 2024 kemarin, telah memberikan gambaran bahwa teori-teori tentang psikologi politik masyarakat menjadi tidak berlaku. Demikian pula sosiologi, sehingga yang sangat mendominasi adalah materialisme politik.

Andi Amir Hamsah, SH, MH menyatakan, demokrasi yang ada saat ini cenderung tanpa bentuk, yang justru memunculkan politik dinasti baru. Kebodohan dan kemiskinan, seakan dipelihara utk kepentingan permainan elit politik, dan teori-teori kepemimpinan seokah sudah bergeser.

Sejarawan Sulsel, Idwar Anwar menegaskan, Pemilu 2024 lebih brutal dari pemilu-pemilu sebelumnya. Di sini, masyarakat cenderung hanya menjadi objek politik oleh para pelaku politik. Untuk itu, harus ditemukan formula yang efektif untuk meredam pola transaksi politik dalam event-event politik di Indonesia. (rk)

Baca juga :  Gubernur Apresiasi BBPJN Preservasi Jembatan dan Jalan 100 Kilometer

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Ratusan Siswa Gagal Daftar SNBP 2025, Disdik Sulsel Ajukan Perpanjangan Pendataan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Ratusan siswa di Sulawesi Selatan (Sulsel) terancam kehilangan kesempatan mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)...

JPN Kejati Sulsel Menangkan Sengketa Pilkada di MK, Hanya Gugatan Pilkada Palopo yang Berlanjut

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Jaksa Pengacara Negara (JPN) pada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kejati Sulsel) bersama sembilan Kejaksaan Negeri...

Kegagalan 145 Siswa SMAN 17 Makassar di SNBP 2025, Legislator Desak Investigasi Mendalam

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Sebanyak 145 siswa kelas XII SMAN 17 Makassar gagal mendaftar dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi...

Jadwal Siaran Langsung Bola Hari Ini 5, 6, 7 Februari 2025, Pertandingan Seru Malam Ini

PEDOMANRAKYAT - Malam ini, para penggemar sepak bola akan disuguhkan dengan berbagai pertandingan seru dari berbagai liga domestik...