Sementara R.D Albert Arina Ketua Komisi Kerawam KAMS menampik bila ada yang menyebut politik identitas disebut-sebut muncul karens Pemilu. Kalau pun ada yang menjadikan politik identitas, bukan berarti sistemnya yang salah.
” Kalau begitu berpikirnya, nanti mahasiswa demo, bilang Pemilu dikembalikan seperti dulu. Padahal Pemilu langsung sekarang ini hasil dari reformasi yang juga diperjuangkan mahasiswa masa reformasi lalu,” jelasnya.
Untuk diketahui bahwa, politik adalah arena perjuangan mulia untuk memperjuangkan hak dan kewajiban deluruh manusia. Politik harus diletakkan pada posisinya sebagai sesuatu yang beradab. Disitulah pendidikan politik dibutuhkan.
Semua narasumber berpesan kepada para mahasiswa PMKRI dan GMKI agar bersinergi dengan umat beragama lainnya dan dapat memelihara ke Bhinnekaan yang ada di Indonesia.
“Saya meminta PMKRI dan GMKI Cabsng Makassar untuk melakukan kolaborasi dan sinergi dengan mahasiswa lainnya dan masyarakat serta dengan lembaga atau majelis umat beragama lainnya,” pesannya.
Mari kita jadikan, kita jaga kondisi yang sudah kondusif setelah kita menyelesaikan pesta demokrasi pemilu. Kami percaya PMKRI dan GMKI serta umat pada umumnya akan dapat melaksanakan misi mulia, memelihara kerukunan dan kebinnekaan ini.
Sekadar diketahui bahwa Seminar Kebangsaan yang dihelat ini, PMKRI dan GMKI menjadi media partner yakni, Sorotmakassar.com, Pedomanrakyat.co.id, Lepingannews.com, Jenggala.id, Tribun Timur.com, Detiknews.id, Satya Bhayangkara, Kabar Makassar.com, Swaranasionsl.com, Saksikristus.com, repliknews, independennews serta mediapesan.com.
Pewarta : Yustus