“Daripada harus berdiri selama 8 jam, lebih baik kita beli tiket yang ada tempat tidurnya,” Hery berdalih ketika berhasil mengantongi tiket untuk seluruh rombongan.
Persoalan baru ternyata muncul. Tiket gratis dan lanjutannya dari Labuan Bajo ke Bima justru menempati posisi tempat tidur di Dek 2 paling ujung. Bukan persoalan dek 2 dan paling ujungnya yang dikeluhkan, melainkan di dek 2 itu fasilitas yang disediakan KM Tilongkabila ternyata sedikit diskriminatif. Colokan listrik untuk pemasangan kipas angin dan menge-charge, baterai gawai (handphone—HP) tidak tersedia. Tidak hanya itu, pendingin ruangan di dek 2 ini tidak berfungsi maksimal. Bahkan, tiupannya pun tidak terasa.
Apa yang ada di dek 2 tersebut sangat berbeda dengan yang disediakan di dek 3, 4, dan 5. Jangan heran, jika di dek 2 ini kita akan menemukan banyak penumpang laki-laki yang tidur bertelanjang dada. Sayang, saya tidak sempat mengabdikannya demi alasan Pancasila, “perikemanusiaan”.
“Menikmati’ diskriminasi fasilitas ini saya tidak sempat bertanya kepada kru kapal, karena juga jarang mereka mengontrol ke tempat saya menumpang kapal selama 28 jam Makassar-Bima. Untuk menyiasati suasana gerah dan menge-charge gawai, saya terpaksa berkelana ke dek 3, kebetulan ada Dahlan Yunus bersama istri, anak dan cucunya, yang menikmati tiket gratis dan membeli lebih lambat dari saya untuk tujuan Bima.
Pelayaran KM Tilongkabila 6 April 2024 ini didominasi oleh peserta mudik Labuan Bajo dan Bima. Di Labuan Bajo, KM Tilongkabila yang sandar pada pukul 01.00 tanggal 7 April 2024 harus berhenti selama 2,5 jam karena sekitar 400 orang penumpang harus turun di pelabuhan dan kota yang kian menarik minat kunjungan banyak wisatawan ini. Puluhan penumpang tujuan Lombok dan Bali juga naik di Labuan Bajo, sebelum kapal melanjutkan perjalanan ke Bima pada pukul 03.00 dan tiba pada pukul 10.00 tanggal 7 April 2024.
Seperti yang dibayangkan, turunnya banyak pemudik di Pelabuhan Bima membuat KM Tilongkabila “lari kosong” ke Lombok dan Bali. Dalam pelayaran ini, kapal produksi Jerman ini mengangkut sekitar 1.200 penumpang, sementara pada tanggal 3 April 2024 dilaporkan kapal ini mengangkut sedikitnya 1.400-1.500 penumpang. (*).