Andi Elsa Fadhilah Sakti Doktor Termuda Unhas

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR -- Andi Elsa Fadhilah Sakti dipastikan sebagai doktor termuda yang dihasilkan Universitas Hasanuddin (Unhas) selama ini. Gadis kelahiran Soppeng 9 Oktober 1996 tersebut, berhasil meraih gelar akademik tertinggi, doktor, dalam Program Studi Bahasa Inggris pada ujian promosi yang digelar di Ruang Senat Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, Jumat (17/5/2024).

Jika dihitung saat lahir dengan saat meraih gelar doktor, Andi Elsa mampu menyelesaikan pendidikan doktor dalam usia 26 tahun 7 bulan, yang boleh jadi termasuk rekor doktor termuda yang pernah dihasilkan Unhas selama ini.

Ketua tim Penasihat Promovenda, Prof.Dr.Fathur Rahman, M.Hum yang dikontak media ini, Jumat malam, membenarkan Andi Elsa Fadhilah Sakti yang lulus dengan yudisium “sangat memuaskan” itu termasuk doktor termuda yang dihasilkan Unhas.

“Iya betul, dia termuda yang berhasil meraih gelar doktor di Unhas,” ujar mantan Wakil Dekan I FIB Unhas kepada media ini Jumat malam tadi.

Rekam jejak pendidikan Andi Elsa sudah mengukir prestasi tercepat sejak menyelesaikan pendidikan S-1 Bahasa Inggris di Universitas Negeri Makassar (2019) yang ditempuhnya dalam waktu 3 tahun 4 bulan. S-2 Bahasa Inggris di Unhas (2020) yang diraihkan dalam waktu 1 tahun 2 bulan, kemudian meraih gelar doktor (S-3) di Unhas pada tahun 2024 dalam waktu tidak cukup 3 tahun. Total waktu yang dia perlukan untuk meraih tiga gelar pendidikan itu hanya 7 tahun.

Andi Elsa Fadhilah dalam ujian promosi dokter yang dipimpin Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas Prof.Dr. Akin Duli, M.A. itu, mempertahankan disertasi berjudul “Bullyng as Social Phenomena in Stargirl by Jerry Spinnelli and Unfriend You” Masihkah Kau Temanku? By Dyah Rinni (A Comparative Study) -- Perundungan sebagai fenomena Sosial di Stargirl oleh Jerry Spinnelli dan Unfriend You: Masihkah Kau Temanku? Oleh Dyah Rinni “ (Sebuah Studi Banding).

Baca juga :  Peringati HUT ke-74, Pendam XIV/Hasanuddin Tebar Kepedulian Lewat Donor Darah dan Anjangsana

Dalam disertasinya, lulusan SMA Negeri 6 Makassar (2015) ini mengatakan, perundungan (bullyng) verbal dan sosial sering terjadi di masyarakat saat ini. Korbannya adalah para siswa baru di sekolah, bahkan di suatu instansi. “Bullyng” secara verbal dan sosial lebih digemari oleh para pelaku karena mereka menganggap bahwa “bullyng” jenis ini tidak melibatkan kontak fisik.

“Namun dalam kenyataannya, “bullyng” secara verbal dan sosial perlahan-lahan merusak mental korban,” ujar lulusan SMPN 36 Makassar tahun 2012 dan SD Inpres Laikang (2009) tersebut.

Promovenda yang dilahirkan di Soppeng 9 Oktober 1996 tersebut dibimbing Komisi Penasihat yang diketuai Prof.Dr.Fathur Rahman, M.Hum, Prof. Dr.M.Amir P.,M.Hum, dan Prof.Dr.Harlinah Sahib, M.Hum yang juga bertindak sebagai penyanggah bersama Prof.Muhammad Basri, M.A.,Ph.D. (penguji eksternal dari UNM), Prof.Dr.Noer Jihad Saleh, M.A. , Dra.Herawaty, M.Hum, M.A., Ph.D., dan Dr.Prasuri Kuswarini, M.A.

Anak ke-2 dari 9 bersaudara pasangan Prof.Dr.Sukardi Weda, S.S.,M.Hum, M.Pd., , M.M., M.Sos I, M.AP dan Andi Rusbanna Amir ini menyebutkan, sebanyak 52,36% (total 100%) perundungan sosial terjadi yang terlihat pada novel ‘Stargirl’ dan pada novel ‘Unfriend You’, Masihkah Kau Temanku? sebanyak 41,02% (dari total 100%) perundungan sosial terjadi.

“Jumlah ‘bullyng’ inilah yang paling dominan terjadi pada masing-masing kedua novel tersebut,” ungkap Andi Elsa Fadhilah Sakti yang menyelesaikan pendidikan doktor dalam Program Studi Bahasa Inggris Unhas tersebut.

Penelitian promovenda ini bertujuan, mendeskripsikan jenis-jenis ‘bullyng’ yang disajikan dalam novel ‘Stargirl’ dan ‘Unfriend You’, Masihkah Kau Temanku?’. Juga mengidentifikasikan alasan, mengapa orang cenderung menindas orang lain seperti seperti yang digambarkan di dalam ketiga novel tersebut. Juga penelitian Andi Elsa ini bertujuan mengungkapkan dampak ‘bullyng’ seperti yang terdapat di dalam novel-novel yang ditelitinya. Pun, membedakan perbedaan penyajian ‘bullyng’ pada kedua novel tersebut.
Dari penelitiannya ini, Asisten Dosen Bahasa Inggris Terpadu Program Studi Sastra Unhas dan anggota KNPI Sulsel (2020-2021) ini, merancang sebuah model yang diberi nama ELSA, untuk mencegah perundungan. ELSA model ini memiliki komponen, Empathetic (empati), Lovely (menyenangkan) Save (Aman), dan Acceptable (akseptabel) untuk digunakan sebagai sebuah acuan guna mencegah terjadi perundungan.

Baca juga :  Sengketa Informasi Publik INAKOR Minahasa vs Dinas Lingkungan Hidup Minahasa Berlabuh di KIP Sulut

Ujian promosi doktor Andi Elsa Fadhilah Sakti juga dihadiri ayah tercinta, Prof.Dr. Sukardi Weda, S.S., M.Hum, M.Pd., M.M., M.Sos.I, M.AP, dan sejumlah saudara, sahabat, dan kerabatnya. (MDA).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Sidang Perdana Kasus Skincare Bermerkuri di Makassar : Tiga Terdakwa Hadir di Persidangan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Pengadilan Negeri Makassar kembali menggelar sidang perdana dalam perkara skincare yang mengandung merkuri dan bahan...

Pangdam XIV/Hasanuddin Tanam Pohon dan Tebar Bibit Ikan di Kodim 1430/Konut, Wujud Nyata Ketahanan Pangan

PEDOMANRAKYAT, KONAWE UTARA – Memasuki hari kedua kunjungan kerja di Sulawesi Tenggara, Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno, bersama...

Gubernur Sumut Bobby Nasution Bersama Wagub Gelar Safari Ramadan Perdana di Medan

PEDOMANRAKYAT, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Afif Nasution bersama Wakil Gubernur Sumut Surya menggelar Safari Ramadan...

Rektor UNM Prof. Karta Jayadi Minta Dikritik oleh Media

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Karta Jayadi, mengundang para awak media di Kota...