“Mohon perhatiannya kepada pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan secara khusus kepada Balai Sungai Pompengan Jeneberang agar aktivitas warga setempat segera kembali normal,” harapnya.
Penjabat Kepala Desa Baruka, Muhammad Tasbih menuturkan, peristiwa itu terjadi pada 3 Mei 2024. “Kami berharap pemerintah pusat prihatin melihat kondisi kami, tidak berdaya lagi, ” tuturnya.
“Kurang lebih 50 hektar sawah kami terdampak banjir dan tanah longsor sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Ini adalah salah satu sumber penghasilan utama kami sebagai petani,” sambungnya.
“Kecamatan Bungin ini paling ujung dari ibu kota kabupaten, jadi hanya ada dua mata pencaharian warga setempat, yaitu bersawah dan beternak,” ungkapnya prihatin. (syafar)