(Bagian Keenam)
Oleh: Rachim Kallo (Sekretaris LAPAKKSS)
Rombongan Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (Lapakkss) berlayar dari pelabuhan Soekarno Hatta Makassar menuju pelabuhan Semayang Balikpapan untuk mengikuti Kutai Festival Budaya Nusantara (KFBN) 2024, Senin (8/07/2024).
Mereka akan membawa drama epik "Tari Tumanurung Bainea ri Tamalate" ke panggung KFBN. Dengan peran dan nama pemain : Putri -Tu Manurunga ri Tamalate (Ellina Rievani Mallik), Pacallaya
(Goenawan Monoharto), Bate Salapang - Tombolo, Lakiung, Parang-parang, Data, Agangjekne, Saumata, Bissei, Sero, dan Kalili. (Merangkap pemusik dan Pangngaru) Syahril Daeng Nassa, Rachim Kallo. Dayang-dayang pengiring-penari (Nurlina Syahrir, Satriani, Suci Pertiwi, Evania Dzakiyah Nurthalita, Andi Nadiah Safira). Sanro -penolak bala (Ishakim), Ibu Pengasuh (Dewi Ritayana. Pasinrilik / pemusik (Chareuddin Daeng Nassa, Naslang). Tata Artistik (Ishakim). Tata Cahaya (Sukma Sillanan). Tata Kostum
(Dewi Ritayana). Dokumentasi Foto / video (Festa Monoharto). Koreografi (Dr. Nurlina Syahrir.M.Hum). Sutradara (Yudhistira Sukatanya). Asisten Sutradara (Syahrir Rani Daeng Nassa).
"Titik kumpul di depan masjid pelabuhan ya," kata Pimpinan rombongan - Nurlina Syahrir di WhatsApp Group. Karena personil Lapakkss yang akan berangkat, star dari rumah masing-masing.
Ketatnya penjagaan mulai dari Boarding pass hingga naik ke atas kapal harus selalu menyertai identitas diri penumpang.
Terlihat insiden salah satu rombongan yang anggotanya tidak sesuai nama tiket dengan yang berangkat. Ketua rombongan memperlihatkan Surat Tugas penggantian karena ybs berhalangan ikut sehingga digantikan pemain lain. Petugas Pelni tetap bersikukuh tidak membolehkan naik ke kapal kecuali harus membeli ulang tiket.
"Kami merasa heran kenapa Pelni tidwk mempertimbangkan persoalan tekhnis yang sepele yang bisa diselesaikan, justru jadi rumit, "sahut salah seorang Seniman, seraya menambahkan pergantian pemain di kesenian hal yang biasa apalagi dalam bentuk rombongan.
Lebih jauh dia menambahkan tentu beda kalau tidak membeli tiket. Sama halnya seperti kami dengar desas desus di atas kapal tadi, kedapatan menyelundup masuk ke atas kapal.
"Rombongan kesenian kami tidak seperti itu apalagi mengatasnamakan daerah (sulsel) menjadi duta kesenian dan kebudayaan. Hal-hal yang terkait hukum tentu kami akan patuhi," timpal Seniman lainnya.
Segala argumentasi pihak Pelni tak bergeming sedikitpun.
"Kebijakan kami, sebaiknya anda beli tiket lagi, kami proseskan disini dengan pembayaran e-bangking, " ujar salah satu petugas wanita yang terlihat "sok" tegas memberikan solusi. Betulkan itu?
Kapal KM Bukit Siguntang akan segera berangkat. Terlihat dari bawa bersih dan mewah. Banding terbalik dengan kenyataan saat berada di atas kapal, mengintari dek demi dek. Pengap, bau, jorok dan diduga melebihi kapasitas, karena banyak tiket terjual non seat.
Apapun itu, KM Bukit Siguntang menjadi saksi bisu dari perjalanan ini, selama 24 jam. Dengan latar Samudra yang membentang luas, kapal ini akan mengantarkan tim Lapakss bersama para seniman dan budayawan Sulsel menuju Kutai, tempat di mana berbagai budaya Nusantara akan bersatu dalam. KFBN 2024.(bersambung)