Sementara di Kabupaten Enrekang terdapat 14 UPT Puskesmas yang diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan konsep pelayanan dengan Integrasi Layanan Primer (ILP), termasuk peran posyandu aktif hingga di atas 80 persen. Transformasi layanan kesehatan primer ini menerapkan konsep kewilayahan yang fokus pada pendekatan siklus hidup dan mendekatkan layanan kesehatan hingga ke tingkat dusun. Pelayanan di Puskesmas akan terbagi menjadi empat klaster, yaitu:
1. Klaster Manajemen Puskesmas
2. Klaster Ibu, Anak, dan Remaja
3. Klaster Usia Produktif dan Lansia
4. Klaster Penanggulangan Penularan Penyakit.
Sekretaris MPKU PP Muhammadiyah, Ekorini Listiowati, yang juga merupakan Direktur Program USAID Mentari-PHC, mengatakan bahwa MPKU Muhammadiyah telah melaksanakan berbagai program dalam misi kemanusiaan, termasuk dalam implementasi Program Integrasi Layanan Primer (ILP) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu, MPKU Muhammadiyah juga telah menghasilkan berbagai pendidikan di bidang kesehatan, seperti fakultas kedokteran, “imbunya.
“Alhamdulillah, untuk tahun 2024 ini hanya ada dua kabupaten di Sulawesi Selatan yang memperoleh program ini, yakni Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Sidrap. Ekorini berharap semoga kegiatan ini dapat mengimplementasikan kesehatan primer di Kabupaten Enrekang,” tuturnya.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, Elvieda Sariwati, menyatakan bahwa enam pilar yang menjadi dasar USAID Mentari-PHC bertujuan untuk meningkatkan sistem kesehatan primer di Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan, serta memastikan bahwa setiap individu mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan siklus hidupnya, baik melalui puskesmas maupun fasilitas kesehatan primer lainnya. Upaya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan di Indonesia, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. (syafar)