Slogan ‘Ehao’ Pembakar Semangat Pj. Bupati Sinjai

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Ewako, Rewako, Ehao adalah sebuah kata yang terdengar begitu asing bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Menurut Kamus Populer Inggris-Makassar, Indonesia-Makassar, kata ewako atau ehao merupakan terjemahan dari kata ‘berani’ dalam bahasa Indonesia, dan ‘brave’ dalam bahasa Inggris.

Keberanian masyarakat Bugis-Makassar tergambar dalam semboyan pelaut Bugis-Makassar “Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai”.

Kata ewako bagi orang Makassar atau Ehao bagi orang bugis Sinjai sering  juga dikonotasikan negatif apabila kita tak dapat memahami makna sebenarnya dengan tepat.

Ehao dapat dipahami hanya sebuah kata emosional dari seseorang yang menantang orang untuk beradu fisik (berkelahi). Oleh karena  itu sebaiknya harus memaknai kata ehao dengan tepat.

Beberapa tahun lalu ketika tim sepakbola kebanggaan Perssin Sinjai berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia. Kata tersebut sering diteriakkan oleh suporter Perssin sebagai pembakar untuk memberikan dukungan saat berlaga di lapangan hijau.

Kini slogan 'Ehao' melekat pada diri seorang Penjabat Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah. Dalam setiap acara yang dihadiri baik itu acara pemerintahan, organisasi maupun saat bertemu dengan masyarakat, Pj. Bupati selalu melontarkan dengan lantang kata 'Sinjai Ehao'.

Menurutnya, slogan ini memiliki makna yang mendalam untuk memberikan semangat baik itu kepada Aparatur maupun masyarakat untuk bersama-sama membangun Sinjai ke arah yang lebih maju dan berkembang.

"Kata Ehao berisi pesan yang penting untuk memotivasi para ASN dan masyarakat untuk ayo kita maju dan mau berubah untuk daerah Sinjai Bersatu ke arah yang lebih baik lagi," tandasnya.

Tidak hanya itu orang nomor satu di Sinjai ini juga mengajak masyarakat untuk mengimplementasikan pesan leluhur yang merupakan isi dari perjanjian Topekkong yaitu Sisappareng Deceng Teng Sisappareng Ja. Sirui Menre Teng Sirui No, Malilu Sipakainge Mali Siparappe.

Baca juga :  Harun Al Rasyid, Buku, dan Makassar Kota Layak Anak

Jika diartikan dalam bahasa indonesia yaitu Saling memberikan kebaikan bukan kejahatan. Saling bantu membantu tidak saling mencelakakan. Yang lupa diri diingatkan, yang hanyut diselamatkan.

"Ketika pesan leluhur ini bisa kita contoh dan praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari maka Sinjai ini akan menjadi Kabupaten yang damai, tentram dan masyarakatnya sejahtera," kuncinya.

Bahkan yang terbaru, Pj. Bupati Sinjai terkesima dengan senam yang ditampilkan oleh warga binaan Rutan Sinjai saat acara penyerahan remisi sehingga senam tersebut diberi nama senam Sinjai Ehao.

"Mari kita terus sosialisasikan senam Sinjai Ehao ini sebagai ciri khas daerah kita dan sebagai simbol perekat persatuan diantara kita," harap Pj. Bupati. (AaN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Elang Timur Kokohkan Sayap Organisasi Lewat Pembentukan PAC Kecamatan Tamalate

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Organisasi Elang Timur Indonesia kembali memperkuat struktur kepengurusannya dengan menggelar agenda silaturahmi sekaligus pembentukan Pimpinan Anak...

Resmi Dicabut: Nuryadin Tak Lagi Mewakili PEDOMANRAKYAT.co.id dalam Aktivitas Peliputan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Redaksi PEDOMANRAKYAT.co.id dengan ini memberitahukan bahwa ID Card media atas nama Nuryadin telah dicabut dan...

Di Balik Lembar Jawaban, Ribuan Mimpi Calon Advokat Diuji di UPA 2025

PEDOMANRAKYAT, YOGYAKARTA - Pagi belum sepenuhnya hangat ketika satu per satu peserta melangkah masuk ke halaman Fakultas Hukum...

Zakat: Dari Konsumtif ke Produktif, Menuju Mustahik yang Mandiri

Oleh: Neny Vinawaty Mahasiswa Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta Potensi zakat nasional Indonesia sangat...