Contoh Kasus nyata beberapa bulan yang lalu, sebuah video sempat ramai di TikTok @sizaar yang menunjukkan seorang penghuni kost terdapat banyak barang dan sampah yang ditumpuk didalam kamarnya. Dalam video ini terlihat jelas bagaimana kondisi kamar tersebut sangat berantakan bahkan kasur yang dipakainya terlihat rusak, lantai kost yang tidak terlihat karena banyaknya benda yang berserakan dan bertumpuk, serta menjadi pemicu bau yang tidak sedap.
Kejadian ini sempat menyebabkan perdebatan antara penghuni dengan pemilik kost tersebut. Namun, di akhir video, ibu kost memintanya untuk membereskan semua barang di dalam kamar dan keluar dari kosannya besok pagi. Kasus ini menggambarkan dengan jelas bagaimana hoarding disorder dapat menyebabkan permasalahan serius dalam kehidupan dan aktivitas sehari-hari.
Dalam mengatasi hoarding disorder memerlukan pendekatan yang mendalam untuk memahaminya dengan melibatkan dukungan profesional dan anggota keluarga. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya dengan : Memberi dukungan dari orang-orang sekitar seperti keluarga dan teman, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi penderita.
Memberikan penanganan medis untuk mengatasi kecemasan dan depresi yang dimiliki penderita. Membawa penderita ke orang yang profesional seperti psikolog. Psikolog dapat membantu mengatasi gangguan dengan melakukan terapi kognitif perilaku untuk membantu penderita untuk mengubah pola pikir dan perilakunya.
Perlu diketahui, tidak semua orang yang menyimpan atau mengumpulkan barang-barang yang tidak seharusnya disimpan dapat didiagnosis sebagai hoarding disorder, terdapat beberapa kriteria khusus yang dapat membedakannya.
Berdasarkan kasus diatas, terlihat orang tersebut memiliki salah satu kriteria hoarding disorder. Ada baiknya jika menemukan kasus yang sama disarankan untuk pergi ke psikolog agar diintervensi lebih lanjut sehingga bisa mengantisipasi munculnya hoarding disorder.
Hoarding disorder bukanlah kondisi yang mudah diatasi, namun dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, penderita dapat belajar untuk mengelola kebiasaan menimbun mereka. Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan bagi mereka yang mengalami hoarding disorder, agar mereka dapat hidup lebih sehat dan teratur. (*)
Disusun oleh :
– Dativa Virginia Uluk (23.E1.0299)
– Nadindra Khansa Pradipa Purnomo (23.E1.0302)
– Maria Nirina Gratia Litani (23.E1.0311)
– Siska Budiyati Raharjo (23.E1.0314)
– Johannes Stanley (23.E1.0322)
– Leony Aurelia Yulanputri Sawangponto (23.E1.0331)