Pada wilayah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi, maka pengelolaan wilayahnya harus lebih ditingkatkan. Jika potensi bencana tergolong tiinggi namun pengelolaan kurang maka risiko bencana dikhawatirkan malahan makin meningkat.
Sementara itu Prof.Dr.Eng.Adi Maulana,ST.,M.Phil yang juga Wakil Rektor IV Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tampil sebagai pemateri menjelaskan bahwa kondisi geologi di wilayah Sulawesi sangat rawan bencana.
Guru Besar Teknik Geologi Fakultas Teknik Unhas menyebut bahwa bencana yang terjadi selama ini menujukkan kondisi geologi Sulawei sangat aktif secara seismik akibat interaksi dari tiga lempengan besar. Dia menyebut hampir semua wilayah di Sulawesi menunjukkan rawan bencana baik itu gempa bumi, banjir dan tanah longsor. Dan hal itu tidak bisa dihindari, suatu saat pasti terjadi.
“Karena itu sangat penting bagi kita untuk mengantipasinya agar dampak dari bencana tersebut bisa diminimalisir,” ungkapnya. Salah satu upaya terbaik yang kita lakukan sekarang adalah mitigasi kebencanaan, tambahnya.
Sementara itu Zainuddin,SE,MM Kepala Bidang Rehabilitasi Dan Rekonstruksi BPBD Sulsel juga tampil sebagai pemateri pada seminar ini menegaskan pentinya manajemen resiko bencana. Baik pada saat pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.
Para peserta seminar yang digagas oleh BKPRS ini mengharapkan seminar ini tetap dilanjutkan dengan melibatkan lebih pihak terkait dan bisa melahirkan rekomendasi penting untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah. (*)