Selain itu, Dit Tahti juga menyiapkan layanan rehabilitasi melalui konseling, pemeriksaan kesehatan, dan olahraga bagi tahanan. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan, olahraga, konseling, dan bimbingan rohani secara rutin merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental para tahanan.
“Pemeriksaan kesehatan berkala memastikan kondisi kesehatan tahanan terpantau dengan baik, sementara olahraga dan kegiatan fisik lainnya membantu menjaga kebugaran tubuh. Konseling dan bimbingan rohani, di sisi lain, memberikan dukungan psikologis dan spiritual yang sangat penting bagi proses rehabilitasi para tahanan, “jelas orang nomor satu di Direktorat Tahanan dan Barang Bukti Polda Sulawesi Selatan ini.
Sedangkan program yang diberi nama ‘SiPeta’, mengartikan seluruh proses pengelolaan tahanan dan barang bukti, mulai dari pencatatan, penyimpanan, hingga pelaporan, kini dilakukan secara digital dan terintegrasi dengan seluruh Polres di jajaran Polda Sulsel.
“Hal ini tidak hanya mempercepat dan mempermudah pekerjaan petugas, tetapi juga meningkatkan akurasi data dan transparansi dalam pengelolaan, “jelasnya.
Diketahui Implementasi pengembangan SiPeta merupakan langkah nyata Dit Tahti Polda Sulsel dalam mendukung program Polri 5.0.
“Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga memperkuat akuntabilitas dan pengawasan dalam pengelolaan tahanan dan barang bukti, pungkas AKBP Ucuk Supriyadi. (And)