PEDOMANRAKYAT, SOPPENG - Setelah komunitas belajar Coffee Break Spensa SMPN 1 Watansoppeng dan guru inovatif mewakili Sulsel berhasil meraih prestasi pada jambore GTK tahun 2024 tingkat nasional , Kementerian Pendidikan menjadikan SMPN 1 Watansoppeng menjadi contoh menghargai kebhinnekaan dalam pesan keberagaman tingkat nasional.
Di Indonesia hanya dua sekolah yaitu SMPN 1 Watansoppeng Sulawesi Selatan serta SMAN 1 Kristen Salatiga Jawa Tengah ,ungkap Kepala SMPN 1 Watansoppeng Supriyadi Usman S,Pd M,Pd kepada pedomanrakyat.co.id .
Kedua sekolah tersebut berhasil mengelola keberagaman melalui pendidikan, membangun toleransi dan inklusi melalui kegiatan lintas agama . Kegiatan kedua sekolah yang jadi contoh tersebut bisa disaksikan di kanal You Tube PSKP Kemendikbud.
Di SMPN 1 Watansoppeng sebagai sekolah ramah anak dari 611 Siswa (wi) mayoritas beragama Islam dan ada 30 lebih non muslim yaitu beragama Kristen.Bagaimana sekolah merangkul para siswa dalam Visi kebhinekaan yaitu sikap menghargai dan menerima perbedaan baik perbedaan suku,agama, ras , budaya , bahasa maupun pandangan hidup.
Dengan kebhinekaan mengadaptasi konsep multikulturalisme yaitu kesediaan menerima kelompok lain secara bersama sebagai kesatuan tanpa peduli perbedaan budaya ,agama dan lainnya .
Tiga kegiatan di SMPN 1 Watansoppeng yaitu intrakurikuler pembelajaran , ekskul ditambah pembiasaan shalat duha bagi peserta didik muslim dan kegiatan kerohanian bagi non muslim sebagai upaya bagaimana meningkatkan keimanan siswa .
Bagi peserta didik yang muslim jelas Supriyadi, dilakukan Sholat Duha berjamaah di halaman sekolah mulai pukul 07,20 setiap hari Selasa ,Rabu dan Kamis. Dilanjutkan zikir dan kultum bahasa Inggeris .
Dari kegiatan ini keimanan peserta didik meningkat bagaimana toleransi menghormati perbedaan ,menghormati inklusi dan tidak terjadi intoleransi.
Dampak Sholat duha peserta didik rajin sholat dan tidak lagi melakukan pelanggaran norma norma yang berlaku di lingkungan sekolah, di lingkungan masyarakat serta dalam berbangsa dan bernegara .
Saat bulan Ramadhan anak anak biasa ceramah agama di Masjid karena sudah terbiasa di sekolah.
Sementara peserta didik yang beragama Kristen mengikuti kegiatan kerohanian ibadah pagi,juga setiap Selasa ,Rabu dan Kamis .,Dilakukan pendalaman Al Kitab , puji pujian dan perenungan,menyebarkan kasih termasuk kepada teman yang berbeda dengan agama mereka .
"Sekolah merangkul semua peserta didik tanpa ada sekat perbedaan baik dalam kegiatan intra maupun ekstrakulir misalnya dalam kegiatan pramuka , olahraga dan seni," tandas Supriyadi .(ard)
Dari dulu di SMP Negeri 1 Takalala sudah mengajarkan kebhinekaan dengan keberagaman toleransi beragama bpk guru agama Islam P Awaluddin dan BPK Paulus mengajarkan agama kristen warga belajar yang dari Tokebbeng
Selamat atas keberhasilan SMPN 1 Watansoppeng, dalam meraih contoh tingkat Nasional Kebhinekaan, ini tidak terlepas dari kerja keras dan kekompakan seluruh stakeholder, sukses selalu.
Alumni SMPN i Watansoppeng tahun 1974.