Menurut Iqbal, indikator kinerja Disdik Sulsel memang menunjukkan, hanya 71 persen anak usia SMA yang bersekolah. Sisanya, sekitar 29 persen, dianggap sebagai anak tidak sekolah.
“Data ini sudah tervalidasi melalui Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Angka ATS yang cukup besar ini menjadi perhatian utama kami,” katanya.
Disdik Sulsel, bersama Penjabat Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakhrulloh, intens melakukan langkah-langkah konkret untuk mengembalikan ATS ke dunia pendidikan.
“Dinamikanya banyak, mulai dari memastikan keberadaan mereka di lapangan hingga memahami kebutuhan dan keinginan mereka untuk kembali sekolah,” jelasnya.
Solusi Kolaboratif
Iqbal menekankan pentingnya kolaborasi lintas pemerintah, mulai dari kabupaten, kota, hingga desa, untuk memvalidasi dan menangani data ATS. Sebagian dari mereka bahkan sudah kembali bersekolah melalui berbagai pendekatan kreatif.
“Solusi yang kami tawarkan termasuk pendidikan jarak jauh, pembelajaran virtual, hingga program khusus lainnya,” tuturnya.
Ia berharap upaya ini dapat terus mendorong anak-anak yang putus sekolah untuk meraih pendidikan yang layak.
“Intinya, kami ingin mereka mendapatkan ijazah dan masa depan yang lebih baik,” tandas Kadisdik Sulsel.
Dengan dinamika yang terjadi, Provinsi Sulawesi Selatan kini berada di persimpangan perubahan kebijakan, sembari berupaya memastikan pendidikan tetap menjadi prioritas utama bagi semua anak.(Hdr)