Renungan Hari Ini: Wartawan sebagai Video Kehidupan

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh M.Dahlan Abubakar

Wartawan adalah seorang intelektual yang memikili keterampilan khusus menulis. Karena tugasnya melaporkan dan menyampaikan informasi, dia tidak ubahnya sebagai sosok yang selalu merekam dan menjadi video kehidupan. Wartawan adalah saksi kehidupan manusia dan menuliskannya melalui media. Tidak ada sosok seperti wartawan yang memosisikan diri sebagai seorang pelapor sebuah peristiwa. Oleh sebab itu, wartawan selalu menempatkan diri sebagai penulis sejarah. Kisah mengenai kehidupan ini pada masanya.

Kehidupan wartawan pada masa lalu sarat dengan pengalaman yang berlawanan dengan idealisme kewartawanannya. Mereka berhadapan dengan realitas sosial yang berlawanan dengan nuraninya. Di tengah masyarakat yang terbelenggu selalu lahir manusia-manusia kreatif. Di tengah manusia secara fisik terpenjara, tetapi batinnya menikmati kemerdekaan untuk berekspresi. Pramudya Ananta Toer boleh saja dikerengkeng puluhan tahun lamanya di Pulau Buru, tetapi karya-karya besarnya meluncur merdeka ke alam bebas.

Yang dibanggakan oleh para jurnalis masa lalu adalah kisah-kisah mereka. Cerita perjuangan melawan ketidakadilan dan ketidakberdayaan di tengah pemerintahan yang otoriter. Kalau hati dan semangat mereka boleh lelah, mungkin saja mereka tidak akan pernah membuat sesuatu. Setidak-tidaknya menjadi ’pencerita’ masa lalu kepada generasi berikutnya agar mereka tidak kehilangan dan paham serta melek sejarah. Kita mengenal wartawan senior Rosihan Anwar yang bukunya tentang masa lalu-nya mulai meluncur dan diterbitkan satu demi satu. Kisah-kisah perjuangan masa lalu wartawan berhasil dia skrip dengan baik dan teratur.

Wartawan sekarang juga harus seperti itu pada masanya nanti. Dia menjadi pengabar masanya, menginformasikan semangat eranya kepada generasi-generasi berikutnya.

1
2TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  Analisis Kebijakan Publik, Akademis, dan Terapan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

100 Hari TSM-MO: Janji yang Terbungkus Hening

Oleh Ade Cahyadi (Alumni S2 Ilmu Tata Negara Universitas 45) Seratus hari pemerintahan seharusnya menjadi titik tolak, bukan titik...

Tangis Laut dan Hutan Raja Ampat : Hancur Perlahan, Diam Bersama

Tak ada sirene peringatan saat kehancuran datang. Di Raja Ampat, laut yang dulu biru bening kini menyimpan jejak...

Bagai Mencuri Ilmu di Imperium Yunani

Oleh: Ahmad Amanullah (Mahasiswa Politeknik Kesehatan) KETERTARIKAN  saya pada seni sastra membuat saya berjalan jauh menyusuri makna dan cara...

Rumah Diskusi itu Bernama KDB

Oleh: Nasrun Hamzah (Alumni Fakultas Hukum UNHAS, Ketua Kelompok Diskusi Bulukunyi, periode 1985-1986) Dekade 80an, ketika menjadi mahasiswa Fakultas...