PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan terbatas pada perdagangan Senin (13/1), meskipun ketidakpastian global terus membayangi.
Pada penutupan perdagangan Jumat (10/1), IHSG menguat sebesar 24,27 poin atau 0,34% ke level 7.088,86. Namun, secara mingguan, indeks mencatat koreksi sebesar 1,05%.
VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mencatat bahwa pelemahan IHSG pekan lalu dipicu oleh aksi jual investor asing yang mencapai Rp2,49 triliun dalam sepekan.
"Hal ini merupakan respons terhadap rilis risalah FOMC The Fed Januari 2025, yang menunjukkan kehati-hatian dalam pemangkasan suku bunga akibat ketidakpastian pasar," ujar Audi, Minggu (12/1).
Selain itu, kekhawatiran terhadap inflasi dan potensi dampak kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap pasar juga menjadi perhatian.
Proyeksi IHSG Hari Ini
IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas dalam rentang support 7.020 dan resistance 7.158. Indikator teknikal MACD menunjukkan tren melandai, mencerminkan pergerakan yang masih berhati-hati.
Menurut Audi, sentimen pasar saat ini didominasi oleh penantian kebijakan Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6%. "Hal ini seiring dengan tekanan pada nilai tukar Rupiah," jelasnya.
Audi juga merekomendasikan investor melakukan speculative buy pada saham-saham seperti:
- ANTM: Support di Rp1.400 per saham, resistance di Rp1.565 per saham.
- TLKM: Support di Rp2.550 per saham, resistance di Rp2.850 per saham.
Analisis Tambahan: Pergerakan Positif Pasar
Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, menyebut rebound IHSG pada Jumat (10/1) membuka peluang pembentukan golden cross pada indikator teknikal stochastic RSI. Ia memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang resistance 7.130, pivot 7.100, dan support 7.030.
Penguatan nilai tukar Rupiah sebesar 0,083% ke Rp16.180 per dolar AS juga menjadi sentimen positif, didukung oleh keputusan People's Bank of China (PBOC) yang menghentikan sementara pembelian treasury bond. "Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk memperkuat nilai tukar Yuan terhadap dolar AS," ujar Alrich.
Data Ekonomi yang Mendorong Optimisme Pasar
Dari sisi domestik, aktivitas ekonomi pada Desember 2024 menunjukkan perbaikan:
- Penjualan ritel tumbuh 0,9% YoY, meskipun lebih rendah dari 1,5% YoY pada November 2024.
- Penjualan kendaraan membaik, dengan penurunan penjualan motor sebesar 5,5% YoY (dibandingkan 10,30% YoY pada November 2024) dan penjualan mobil turun 6,4% YoY (dibandingkan 11,9% YoY pada November 2024).
Alrich menyebut data tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi pada Desember 2024 lebih baik dari perkiraan, dengan prospek positif di kuartal I 2025.
Sektor saham yang menjadi perhatian termasuk energi, seperti ADMR, BUMI, PTBA, dan ENRG. Saham lain yang menarik adalah ANTM dan TOWR.
Meskipun pasar masih dalam fase wait and see terhadap kebijakan global dan domestik, investor diimbau tetap memperhatikan saham dengan prospek jangka panjang. Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan memberikan optimisme terhadap kinerja pasar saham di awal tahun 2025.
Pedomanrakyat.co.id tidak bertanggung jawab atas kerugian investasi yang timbul akibat keputusan pembaca.(*)