PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Wakil Presiden X dan XII M.Jusuf Kalla, Ahad (19/1/2025) siang melepas jenazah sahabatnya, H.M.Alwi Hamu dari Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, menuju Pemakaman Keluarga M.Jusuf Kalla di Pate’ne Kecamatan Marusu Kabupaten Maros.
Jenazah CEO Fajar Group tersebut tiba di halaman Masjid Al Markaz Islami pukul 11.20 Wita dari rumah duka Jl. Tendean, Ujungpandang Baru, Makassar. Jenazah disalatkan dengan imam K.H.Hasan Basri, qari Sulawesi Selatan yang pernah meraih qari terbaik pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional 1982.
Ketika menyampaikan sambutan pelepasan jenazah Alwi Hamu, Pak Jk mengatakan, almarhum telah mengalami sakit sejak 10 tahun lalu. Almarhum memiliki banyak kegiatan. Pada awal-awalnya dia bergerak sebagai pengusaha penerbitan dan percetakan, kemudian menjadi wartawan, tokoh pers, pengusaha media, pengurus organisasi wartawan, mendirikan lembaga pendidikan, dan usaha-usaha yang lain. Banyak amal jariah yang diberikan oleh almarhum kepada kita semua.
JK mengajak semua yang hadir menyalatkan jenazah Alwi Hamu agar mendoakan almarhum.
“Saya sendiri bersahabat lebih 60 tahun. Kita selalu bertiga dengan Aksa (Mahmud) di mana saja berada,” kenang JK.
Sebagai mahasiswa, dia sangat aktif. Dia sekjen, saya ketua, dalam kegiatan kemahasiswaan. Dia juga memberikan andil yang besar dalam memperjuangkan aspirasi mahasiswa, bukan hanya di Makassar, melainkan di tingkat nasional.
Setelah JK tamat, Alwi tidak mau sekolah lagi. Kita bergabung dalam usaha, percetakan media, dan sebagainya.
“Kemudian, kita semua, masing-masing berusaha. Saya, Alwi, Aksa, berdiri secara mandiri. Dan ini luar biasa karena memberikan pekerjaan kepada banyak orang. Beliau memiliki media seluruh Indonesia. Saya kira tidak ada orang Indonesia yang mengurus lebih dari 250 koran di seluruh Indonesia,” ungkap JK yang tampil mengenakan kemeja lengan panjang putih dan berkopiah hitam memberikan sambutan di sebelah kanan jenazah mendiang staf ahlinya ketika menjadi wakil presiden.
Alwi memberikan pandangan, pendapat, informasi, kepada seluruh jagat nasional. Tidak ada orang Indonesia yang memiliki kemampuan seperti itu. Kita berjuang bersama dalam bidang pendidikan nasional. Pada awal tahun 2000, ada gedung kantor bisnis (Graha Pena) bertingkat tinggi, dimulai oleh Fajar atas pemikirannya waktu itu. Kemudian Bosowa pun mengikutinya. Tidak ada yang lain ketika itu. Sekarang sudah banyak yang mengikutinya.
Itu menunjukkan, kata JK, usaha dan kerja keras selalu menjadi contoh bagi kemajuan. Tanpa kerja keras, tanpa keikhlasan, kita tidak akan bisa mencapaiu upaya-upaya yang besar dan berhasil.
JK berharap, apa yang telah dikerjakan oleh almarhum dapat dilanjutkan oleh putra-putrinya dan sebagai orang yang paling tua di antara mereka. Ini bukan hanya mewarisi gedung yang besar, melainkan juga mewarisi semangatnya.
“Almarhum tidak pernah berhenti melaksanakan berbagai kegiatan. Sampai suatu saat saya bertanya kepadanya, kapan Anda kembali (ke Makassar) karena kegiatannya lebih banyak di luar Makassar,” JK mengingat kembali interaksinya dengan almarhum.
Dalam pemerintahan pun, sejak JK menjabat Menko Kesra hingga Wakil Presiden dalam dua kali masa jabatan, almarhum terlibat dan selalu bersama-sama. Setiap ada masalah di luar negeri, pasti Alwi juga terlibat. Dia selalu berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
“Dan, anehnya, walaupun dia orang media, tetapi tidak pernah muncul di media,” kunci JK.
Tampak hadir pada salat jenazah tersebut, sejumlah kerabat dan sahabat almarhum, antara lain: M.Aksa Mahmud, Prof.Dr.Hamid Awaluddin, S.H.,M.A.,LLM, Prof.Dr. Aidir Amin Daud, S.H.,M.H., mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin, Solihin Kalla, Dr.Husain Abdullah, M.Si., Dr.Das’ad Latief, M.Si., Ph.D., Wakil Bupati Soppeng terpilih Selle KS Dalle, Andi Syafiuddin Makka, putra almarhum, Agus Alwi Hamu yang juga Ketua PWI Sulsel, Keluarga Besar Fajar Group, sejumlah wartawan dan ratusan orang yang ikut menyalatkan jenazah.
Usai sambutan JK, sekitar pukul 12.50 Wita jenazah diusung menuju ambulans yang siap meluncur menuju Gedung Graha Pena di Jl. Urip Sumohardjo, gedung bisnis pertama di Makassar yang pernah dibangun almarhum.
M.Alwi Hamu meninggal dunia di RS Puri Indah Jakarta pukul 06.50, Sabtu (18/1/2025). Setelah disemayamkan di Jakarta untuk memberikan kesempatan kepada kerabat dan handai tolan melayat dan mendoakannya, jenazah Ketua PWI Sulsel 1993-1998 itu diterbangkan ke Makassar dan tiba pukul 20.00 Wita dan menuju rumah duka Jl.P.Tendean Ujungpandang Baru, Makassar. (*).