PEDOMANRAKYAT, ENREKANG – Di tengah kebun hidroponik yang rapi teratur di sudut SMA Negeri 2 Enrekang, para siswa dari Divisi Lingkungan Hidup OSIS tampak sibuk memanen deretan selada, bayam, hingga kangkung yang tampak segar.
Kegiatan panen ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari program kewirausahaan berbasis pertanian berkelanjutan yang telah menjadi wajah baru pendidikan praktis di sekolah tersebut.
Setiap 40 hingga 50 hari sekali, tim siswa bertanggung jawab penuh untuk mengelola seluruh proses dari kebun Hidroponik itu, mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen dan pemasaran hasil.
Dalam setiap siklus, mereka tidak hanya memanen sayur dengan kualitas prima, tetapi juga mengasah keterampilan yang jarang disentuh dalam ruang kelas konvensional.
“Kami ingin siswa benar-benar terlibat, tidak hanya tahu teori tapi juga paham praktiknya. Dari sini mereka belajar banyak hal, bukan cuma soal tanaman,” ujar Sukayono, salah satu guru pembina program, sekaligus Kepala UPT SMAN 2 Enrekang, Kamis, 29 Mei 2025.
Program ini dirancang sebagai sarana pembelajaran lintas bidang. Di satu sisi, siswa mempelajari teknik pertanian modern dengan sistem hidroponik yang ramah lingkungan dan hemat air.
Di sisi lain, mereka dilatih untuk berpikir sebagai pelaku usaha, yaitu merancang strategi pemasaran, mencatat pengeluaran, dan memperkirakan laba.
Namun bukan hanya pengalaman teknis yang didapat. Kerja sama tim, komunikasi, dan tanggung jawab menjadi bagian penting dari proses.
“Kami terbiasa rapat, membagi tugas, dan saling bantu. Kadang ada yang lupa siram, tapi kami belajar dari situ,” kata Rifki, salah satu anggota tim hidroponik.
Hasil panen tak hanya dinikmati warga sekolah, tapi juga mulai merambah pasar lokal. Beberapa ikat sayuran dikemas rapi dan dijual kepada masyarakat sekitar.
Keuntungan yang diperoleh sebagian digunakan untuk membeli bibit dan peralatan, sebagian lagi masuk ke kas OSIS sebagai modal usaha berikutnya.
Sukayono menyebut, sejak diluncurkan dua tahun lalu, program ini terus berkembang dan telah menjadi ikon kegiatan sekolah yang tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tapi juga memberi kontribusi nyata terhadap lingkungan dan ekonomi sekolah.
“Alhamdulillah, ini jadi ruang tumbuh yang positif. Harapannya, makin banyak siswa terlibat, dan program ini bisa jadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Dengan komitmen yang kuat dari pihak sekolah dan semangat belajar siswa yang tak surut, SMA Negeri 2 Enrekang perlahan menjelma menjadi laboratorium kecil kewirausahaan berbasis lingkungan, tempat bibit-bibit pemimpin muda masa depan sedang tumbuh, satu demi satu, bersama tanaman hidroponik mereka, guru pambina kebun Hidroponik sekaligus Kepala UPT SMAN 2 Enrekang, Sukayono, S.Pd.,M.Pd menandaskan. (Hdr)