PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Jelang hari Bhayangkara Polri yang jatuh pada 1 Juli 2025, Rusdianto alias Fery, pria yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan terhadap perempuan atas laporan Tanty Rudjito, mengeluarkan pernyataan mengejutkan kepada awak media saat ditemui di sebuah kedai kopi kawasan Jl. Gunung Bawakaraeng, Makassar, Sabtu (21/6/2025).
“Saya menilai proses hukum ini dipaksakan. Polisi terlalu cepat menetapkan saya sebagai tersangka, Saya menduga pelaku ada main dengan pihak kepolisian, padahal bukti tidak jelas. Ini seperti skenario untuk menjebak saya,” ujarnya lantang.
Fery bahkan menuding bahwa dirinya telah dijadikan “tumbal hukum” tanpa dasar yang kuat, mengklaim bahwa proses penetapan tersangka dilakukan secara terburu-buru dan tidak transparan. Ia mengaku sempat ditahan 2 minggu tanpa mengetahui secara pasti kesalahan yang dituduhkan kepadanya.
“Kalau memang saya melakukan penganiayaan, mana buktinya? Kenapa saya tidak pernah melihat proses hukum yang fair sejak awal? Saya diperlakukan seperti pelaku kriminal kelas berat tanpa ada ruang pembelaan,” tegasnya.
Ia pun menyatakan tengah mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum balik terhadap pihak kepolisian baik yang ada di Polsek maupun yang ada di Polrestabes, atas dugaan kesewenang-wenangan dan kriminalisasi aparat dalam penanganan kasusnya.
Namun pernyataan Fery ini menuai pertanyaan serius. Pasalnya, berdasarkan dokumen resmi, laporan polisi nomor : LP/B/46/I/2024/SPKT/Polsek Tamalate/Polrestabes Makassar/Polda Sulsel, sudah diproses sejak Januari 2024.