Desa Tanpa Solusi, Kemerdekaan Tanpa Janji

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, BULUKUMBA - Di tanah ini, kemerdekaan terlalu sering dijadikan pesta para elit. Desa hanya dijadikan penonton, ditaburi amplop untuk bungkam, dijanjikan pembangunan yang tak pernah datang, kesejahteraan yang tinggal mimpi, demokrasi yang sekadar topeng. Janji-janji itu bukan untuk ditepati, melainkan untuk menghisap, mengikat rakyat kecil agar tetap tunduk di bawah bendera Republik Mafia.

Muh. Alif Dermawan, ketua umum, menegaskan: “Desa tanpa solusi adalah potret pengkhianatan.”
Bontonyeleng menjadi saksi: petani dan buruh hanya meraih remah-remah dari meja kemerdekaan. Parade bendera dan musik hanyalah gincu di wajah luka: hak mereka dirampas, akses dijual, dana desa dikorup.

Kemerdekaan ini, kata mereka, milik rakyat. Tetapi kenyataannya: rakyat dipaksa diam, dipaksa patuh, sementara penguasa tidur di atas kegoblokan sendiri. Tangan rakyat terikat hutang, keadilan dirampas, janji dikhianati. Fasisme berusaha membunuh suara mereka.

Namun dari kepahitan itu lahirlah tekad: merdeka tidak datang dari atas, tapi tumbuh dari bawah. Dari tanah, dari akar, dari keberanian pemuda desa yang tak rela lagi dibungkam.

“Kemerdekaan bukan hadiah negara,” tegas Aedil. “Ia bukan barang obral untuk kekuasaan. Kemerdekaan sejati adalah perlawanan, penolakan terhadap simbol kosong, pembebasan dari penindasan. Kami menolak tunduk. Kami menolak diam. Kami menolak mengikuti pemerintah yang goblok.”

Dan ketika pesta kemerdekaan berakhir, ketika bunyi-bunyian berhenti, yang tersisa hanyalah suara rakyat: Sadda Maradeka! Bukan janji pemerintah, melainkan nyanyian dari perut bumi desa, alunan gambus yang lahir dari penderitaan, dari keberanian, dari darah dan tekad untuk bebas.

Terima untuk semua yang terlibat dalam Merespon Agustus: Sebab Seni Juga Merdeka. Sampai jumpa di Maradeka selanjutnya.
( Musakkir Basri )

Baca juga :  Prof. Hendra Jaya, Salah Satu Dosen Muda UNM, Raih Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Teknologi Kejuruan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Tutup dan Boikot Aktivitas MyRepublic, Aliansi Mahasiswa Desak Pengusiran Vendor Asing di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Gelombang protes kembali terjadi di Kota Makassar. Aliansi Mahasiswa Pemerhati Fiber Optik Kota Makassar kembali...

Stadion Turatea: Dari Sunyi Puluhan Tahun, Menuju Babak Baru Kebanggaan Jeneponto

PEDOMANRAKYAT, JENEPONTO - Pada sebuah sore yang seringkali berangin di Binamu, seorang anak kecil tampak menggiring bola di...

Bidang Pidana Militer Menyapa Kampus: Menghadirkan Wawasan Baru bagi 400 Taruna Polimarim Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Suasana hangat terasa sejak pagi ketika ratusan Taruna dan Taruni Politeknik Maritim (Polimarim) Makassar berbaris...

Marga Yap dan Jejak Persaudaraan: Saat Identitas, Nilai, dan Harapan Masa Depan Bertemu

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Di sebuah ruang perjamuan yang hangat di Restoran Sun City, Jakarta Utara, Minggu (30/11/2025), puluhan...