PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI-Polri (PEPABRI) berlangsung khidmat di Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Jumat (12/9/2025). Acara ini mengusung tema “Menjaga Api Perjuangan, Membangun Masa Depan Bangsa” dan dihadiri ratusan purnawirawan TNI-Polri dari berbagai matra.
Ketua Umum PEPABRI, Jenderal TNI (Purn) H. Agum Gumelar, memimpin langsung jalannya upacara. Hadir pula Ketua DPD PEPABRI Sulselbar Mayjen TNI (Purn) Andi Muhammad Mappanyukki, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno, serta para perwakilan dari PPAD, PPAL, PPAU, PP Polri, dan Legiun Veteran Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Agum menegaskan pemilihan Makassar sebagai pusat peringatan bukan tanpa alasan. Kota ini memiliki nilai historis penting, karena pada Januari 1962 lahir Operasi Mandala yang dipimpin Mayjen TNI Soeharto, sebuah misi bersejarah untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi. “Tugas itu sangat mulia, meski harus dibayar dengan banyak korban. Oleh karena itu wajib bagi kita menghormati jasa para pahlawan,” ujarnya.
Agum menekankan, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali sejarah dan menghormati pahlawannya. Semangat itulah yang terus dihidupkan PEPABRI dalam meneruskan api perjuangan para prajurit meski telah purna tugas. “Kami purnawirawan sudah selesai mengabdi di medan dinas, tapi belum purna pengabdian untuk bangsa,” tegasnya penuh semangat.
Mantan Menteri Pertahanan RI ini juga menyampaikan apresiasi atas dukungan TNI, Polri, serta Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sehingga peringatan HUT PEPABRI berjalan dengan tertib, lancar, dan penuh kebersamaan. Ia berharap momentum ini memperkokoh solidaritas dan persatuan bangsa.
Di hadapan para hadirin, Agum turut menyinggung peristiwa kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di sejumlah daerah, termasuk Makassar, yang menelan korban jiwa. Ia menyampaikan duka mendalam dan mengajak semua pihak untuk berjiwa besar serta melakukan introspeksi. “DPR, pemerintah, aparat keamanan, media, hingga masyarakat harus bercermin dan mencari jawaban dengan hati yang jujur,” pesannya.
Lebih lanjut, Agum menegaskan bahwa soliditas TNI dan Polri adalah benteng terakhir dalam menjaga kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Selama TNI-Polri bersatu, tidak ada ancaman sebesar apa pun yang mampu menggoyahkan negeri ini,” ucapnya dengan penuh keyakinan.
Ia juga mengingatkan, menyampaikan aspirasi merupakan hak rakyat yang dijamin undang-undang, namun harus dilakukan dengan cara yang elegan, beretika, dan tidak menimbulkan kegaduhan. Menurutnya, Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi bangsa maju, letak strategis, jumlah penduduk besar, dan kekayaan alam melimpah namun kerap terhambat oleh kegaduhan yang diciptakan sendiri.
Menutup sambutannya, Agum menyerukan agar purnawirawan TNI-Polri di manapun berada tetap menjadi garda terdepan menjaga persatuan bangsa. “Dirgahayu PEPABRI. Mari bergandengan tangan bersama PPAD, PPAL, PP Polri, dan Legiun Veteran Indonesia untuk mengawal perjalanan bangsa ini menuju cita-cita nasional,” pungkasnya. (*Rz)