PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus) tengah menapaki babak penting dalam sejarahnya.
Kamis siang, 18 September 2025, kampus di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, kedatangan rombongan Tim Verifikasi Evaluasi Lapangan.
Kunjungan itu bukan sekadar acara seremonial, melainkan ujian nyata bagi ambisi besar universitas swasta ini untuk menghadirkan fakultas kedokteran.
Sejak pagi, para dosen, staf, hingga mahasiswa menyambut tim verifikasi dengan wajah penuh harap. Bagi mereka, kedatangan tim dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi itu adalah penentu apakah impian UKI Paulus membuka Program Studi Kedokteran Sarjana dan Program Profesi Dokter bisa diwujudkan.
“Pembukaan fakultas kedokteran ini lahir dari visi besar untuk menjawab kebutuhan tenaga kesehatan unggul, terutama di kawasan Indonesia Timur,” kata Rektor UKI Paulus, Prof. Agus Salim, dalam sambutannya.
Prof. Agus tak menutup mata, jalan menuju fakultas kedokteran penuh rintangan. Ia menyebut proses yang dilalui kampusnya jauh lebih sulit dibanding pengajuan program studi lain.
Selain harus memenuhi syarat administratif, ungkapnya, UKI Paulus mesti menunjukkan kesiapan akademik, ketersediaan sumber daya manusia, fasilitas penunjang, hingga jaringan rumah sakit pendidikan.
“Perjalanan ini sangat menantang. Tapi semangat kolektif membuat kami sampai pada tahap visitasi lapangan hari ini,” ujarnya.
Prof. Agus juga mengingat masukan yang pernah diberikan Prof. Hariani empat tahun lalu. Saat itu, UKI Paulus diminta lebih serius menyiapkan fasilitas dan tenaga pengajar.
“Nasihat itu tidak pernah kami lupakan,” katanya.
Bagi pemerintah, pendirian fakultas kedokteran bukan perkara ringan. Kepala Subdirektorat Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Perguruan Tinggi, Direktorat Kelembagaan Kemendikbudristek, Deny Kerniawan, menegaskan kehati-hatian menjadi prinsip utama.
“Tidak semua usulan bisa mencapai tahap ini. Program kedokteran memiliki sensitivitas tinggi karena menyangkut manusia sebagai objek pendidikan,” kata Deny.
Ia menambahkan, tim yang datang ke Makassar bertugas menilai kesesuaian antara dokumen yang diunggah kampus dengan kondisi di lapangan.
“Tidak perlu tegang. Jawablah sesuai fakta,” beber Deny.
Kehadiran tim verifikasi itu, ucap Prof. Agus, sekaligus menjadi penanda, proposal UKI Paulus masuk radar pemerintah. Namun restu belum tentu diberikan.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara, Dr. Andi Lukman, M.Si, berharap verifikasi berjalan mulus. Ia menyebut rekomendasi pendirian fakultas kedokteran di UKI Paulus akan menjadi kabar baik bagi pendidikan tinggi di kawasan Indonesia Timur.
“Semoga tidak memakan waktu lama,” ujarnya.
Jika berhasil meraih izin, sebut A. Lukman lagi, UKI Paulus bakal mencatat sejarah baru yaitu, menjadi salah satu universitas swasta di Indonesia Timur yang memiliki fakultas kedokteran.
Sebuah langkah strategis yang bisa mengubah peta pendidikan kesehatan di kawasan ini, sekaligus menambah harapan akan lahirnya lebih banyak dokter dari timur Indonesia, Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara, Dr. Andi Lukman, M.Si, menandaskan. (Hdr)