PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Suasana politik tanah air kembali memanas usai viralnya peristiwa di Bandara Soekarno-Hatta, sepulang Presiden dari pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Kejadian bermula saat seorang wartawan CNN Indonesia mencoba mewawancarai Presiden mengenai program Bantuan Gizi Nasional (BGN) yang belakangan ramai menuai sorotan publik. Alih-alih memberikan keterangan, Presiden justru terlihat memalingkan wajah dan menghindari pertanyaan tersebut.
Momen itu terekam kamera dan langsung menyebar di berbagai kanal media sosial, memicu beragam tanggapan. Banyak warganet menilai tindakan Presiden sebagai bentuk pengabaian terhadap fungsi kontrol pers, terlebih karena isu BGN dianggap menyangkut hajat hidup rakyat.
Tak berhenti di situ, buntut dari kejadian ini, wartawan CNN tersebut dikabarkan mendapat sanksi pencabutan ID Card resmi wartawan Istana. Keputusan itu kontan memicu kritik keras dari kalangan jurnalis dan pegiat kebebasan pers.
"Ini jelas bentuk pembungkaman kemerdekaan pers. Wartawan hanya menjalankan tugasnya, bertanya soal isu publik yang memang butuh klarifikasi langsung dari Presiden," ungkap salah seorang aktivis media dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/9/2025).
Sejumlah organisasi pers kini tengah mendesak agar pihak Istana memberikan klarifikasi atas pencabutan ID Card tersebut. Dewan Pers pun disebut sudah memantau kasus ini dan menekankan pentingnya menjaga iklim demokrasi serta kebebasan pers yang dijamin oleh konstitusi.
Publik kini menanti sikap resmi pemerintah, apakah langkah yang diambil merupakan tindakan administratif semata atau justru menjadi preseden buruk bagi kebebasan pers di Indonesia. ( ab )