“Penting bagi kami memastikan ketersediaan stok. Dengan cadangan pangan yang cukup, kita bisa menekan potensi gejolak harga akibat kelangkaan,” tegas Frederik.
Di sektor pertanian, Bupati menegaskan pentingnya peran kelompok tani untuk menggerakkan produksi lokal.
Petani didorong memanfaatkan lahan-lahan yang ada dengan menanam komoditas sesuai dengan kondisi geografis dan iklim Toraja Utara.
“Ketahanan pangan harus kita bangun dari hulu. Saya mendorong para petani untuk lebih produktif, karena ketika hasil pertanian meningkat, otomatis stok pangan kita terjaga,” tambahnya.
Tak hanya itu, Pemkab Toraja Utara juga menyiapkan regulasi yang mendukung pengendalian inflasi agar semua langkah strategis bisa berjalan terarah.
Menurutnya, regulasi menjadi landasan penting. Dengan payung aturan yang jelas, kebijakan pengendalian inflasi tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga bisa berkesinambungan.
Melalui forum TPID tersebut, Bupati Frederik juga berharap adanya sinergi yang lebih kuat antar daerah di kawasan Sulawesi Selatan.
Ia menilai kerja sama lintas kabupaten/kota menjadi kunci dalam menghadapi tantangan inflasi yang bersifat regional maupun nasional.
“Inflasi bukan hanya masalah satu daerah, tetapi persoalan bersama. Karena itu, kita perlu bergerak bersama dan saling mendukung. Dengan begitu, masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaat dari kebijakan pengendalian inflasi,” pungkasnya. (pri)