Tampilan beberapa buku di dalam mobil perpustakaan keliling
Magang identitas Unhas, Nisa, turut menyaksikan suasana ramai di area CFD pagi itu. Tampak sejumlah pengunjung menikmati waktu santai sambil membaca buku. Anak-anak pun tampak antusias memilih buku cerita bergambar dan mewarnai dengan duduk berkelompok di tikar yang telah disediakan.
Perpustakaan keliling sudah berjalan selama tiga tahun sejak berakhirnya masa pandemi COVID-19. Buku hanya boleh dibaca di tempat dan tidak diperkenankan untuk dipinjam.
“Untuk lebih lengkapnya, silakan adik-adik ke perpustakaan. Di sana boleh pinjam buku, tapi dengan catatan tadi, arus kita punya kartu perpustakaan,” tambah Pak Jalil dalam wawancara, Minggu (12/10.2025).
Tampak anak-anak sedang mewarnai gambar mereka.
Respon masyarakat pun sangat antusias dengan adanya agenda ini meskipun keterbatasan jumlah dan variasi buku. Walaupun jumlah buku terbatas, keberadaan mobil perpustakaan menjadi ruang interaksi literasi di tengah hiruk pikuk pikuk dan ramainya publik yang sedang berjalan santai menikmati CFD.
Perpustakaan keliling di CFD bukan sekadar membawa buku, melainkan menghadirkan pesan penting tentang literasi. Membaca tak harus dilakukan di ruang sunyi. Di antara hiruk pikuk kota dan geliat warga Makassar setiap Minggu pagi, perpustakaan ini hadir mengingatkan bahwa pengetahuan tetap bisa tumbuh di mana saja, bahkan di keramaian.
Di tengah dunia yang semakin digital, perpustakaan keliling ini menjadi opsi pengetahuan yang terus menghidupkan gairah membaca, satu halaman demi satu halaman. Ia tetap hidup di benak para pengunjung yang pagi itu kembali diingatkan, membaca bukan sekadar kegiatan, melainkan kebiasaan yang membangun keberlanjutan.

