PEDOMANRAKYAT, WAJO — Masalah banjir, layanan kesehatan, dan pendidikan menjadi topik utama dalam kegiatan reses Anggota DPRD Kabupaten Wajo, Fery Surachmat, yang digelar di Jl. Wolter Monginsidi, Amessangeng, Kelurahan Maddukkelleng, Kecamatan Tempe, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Lurah, Ketua LPMK, tokoh masyarakat, tenaga medis, serta ratusan warga dari berbagai profesi. Antusiasme warga tampak tinggi untuk menyampaikan langsung berbagai persoalan yang mereka hadapi sehari-hari.
Dalam sambutannya, Legislator PKB tersebut memaparkan sejumlah program yang telah berhasil direalisasikan selama satu tahun masa jabatannya di DPRD Wajo.
“Alhamdulillah, beberapa program aspirasi masyarakat sudah terealisasi, meski ada juga yang tertunda. Semoga tahun depan bisa segera diwujudkan,” ujar Fery.
Ia menegaskan bahwa kegiatan reses merupakan momentum penting bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi sebelum masuk ke dalam pembahasan program kerja pemerintah daerah.
Keluhan Banjir dan Drainase Rusak
Warga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluhkan persoalan banjir yang kerap terjadi di Jl. Wolter Monginsidi, khususnya di Setapak 7 dan 8. Kondisi drainase yang rusak membuat air meluap hingga ke permukiman saat musim hujan.
Selain itu, warga juga meminta perhatian terhadap perbaikan jalan menuju area perkuburan di Bulu Lopi yang semakin sempit dan membutuhkan pembangunan talud penahan.
Keterbatasan Alat Medis di RSUD
Dari sektor kesehatan, perwakilan tenaga medis Muh. Nawir dari RSUD Lamaddukelleng mengungkapkan perlunya pengadaan alat CT Scan, endoskopi, serta laboratorium pemeriksaan terpadu.
“Daerah tetangga sudah memiliki alat seperti ini. Kami berharap Pemda dan Dinkes bisa mengupayakan pengadaan tanpa harus menunggu bantuan pusat,” ujarnya.
Selain itu, disuarakan pula usulan penambahan insentif tenaga medis dan bidan, ketersediaan air bersih di RSUD, serta pembenahan sistem layanan BPJS yang kerap menimbulkan kendala teknis bagi pasien.
Sorotan Pendidikan dan Infrastruktur
Di sektor pendidikan, warga mengeluhkan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dinilai belum merata bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Mereka juga meminta perhatian terhadap kondisi SDN 7 Amessangeng yang bangunan kelasnya rubuh, serta SDN 262 Pabbulu yang membutuhkan pengawasan dalam proses pembangunan.
Selain itu, warga juga menyoroti minimnya penerangan di lorong 7 Pattirosompe menuju masjid, serta kerusakan jalan setapak dan jembatan di Dakker, Amessangeng.
Komitmen Fery Surachmat
Menanggapi seluruh aspirasi, Sekretaris Komisi IV DPRD Wajo itu menyampaikan apresiasi atas partisipasi warga. Ia menegaskan akan mengawal setiap usulan hingga ke tingkat pembahasan di DPRD.
“Untuk banjir di Wolter Monginsidi, khususnya di Setapak 8, akan kami kawal agar bisa segera direalisasikan,” tegasnya.
Terkait sektor kesehatan, Fery menyebut persoalan alat dan layanan medis memang menjadi perhatian serius DPRD Wajo. Ia mengaku pihaknya telah beberapa kali menggelar RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan BPJS Kesehatan guna mencari solusi
“Kami sudah berulang kali meminta agar pemerintah daerah memperhatikan ketersediaan alat medis dan pelayanan BPJS. Tenaga kesehatan harus diberi ruang bekerja maksimal,” jelasnya.
Fery menutup kegiatan reses dengan menegaskan bahwa, meski keuangan daerah terbatas, sektor pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas utama, sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Untuk rehab dan pembangunan sekolah sudah kami suarakan dan sementara berproses. Kami di DPRD siap mengawal program-program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (Deden)

