Baginya, kredibilitas pers justru lahir dari keberanian media untuk mengakui kesalahan ketika ditegur oleh mekanisme etik resmi, bukan dari framing seolah-olah mereka sedang dizalimi.
Wartawan senior sekaligus pengurus PWI Sulsel, Suwardi Thahir, menegaskan bahwa sektor pertanian justru memperlihatkan capaian signifikan dalam satu tahun terakhir. Pelintiran negatif tentang pangan, menurutnya, tidak adil dan mengabaikan fakta di lapangan.
Data BPS 2025 menunjukkan bahwa produksi padi nasional diproyeksikan mencapai 34,77 juta ton, naik sekitar 13,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Luas panen juga meningkat menjadi 11,35 juta hektare.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mencatatkan stok beras nasional mencapai 4,2 juta ton, rekor tertinggi sejak Indonesia merdeka. Rekor ini memperkuat posisi Indonesia untuk tidak melakukan impor beras dan menunjukkan efektivitas kebijakan produksi serta penyerapan gabah petani.
Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2025 berada di angka 124,33, menandai peningkatan kesejahteraan petani dan daya beli rumah tangga tani.
“Ketika fakta keberhasilan ini ditutup oleh framing negatif, yang dirugikan bukan pejabat — tetapi petani dan masyarakat,” kata Suwardi.
SMSI dan sejumlah wartawan senior berharap jurnalis muda dapat bersikap kritis terhadap narasi yang dikembangkan media besar. Jurnalis ideal adalah yang berpijak pada data dan etika, bukan yang ikut-ikutan membela pelanggaran.
Karena ketika media menolak diuji dan mengklaim diri sebagai korban, itu bukan lagi perjuangan kebebasan pers, melainkan penolakan terhadap akuntabilitas dan kebenaran. (*)

                                    