PEDOMANRAKYAT, WAJO - Setiap 1 Desember, dunia memperingati World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia sebagai momentum meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai HIV/AIDS serta mengenang jutaan korban yang telah meninggal akibat penyakit tersebut.
Sejak kemunculannya pada 1981, AIDS telah merenggut sekitar 40 juta jiwa di seluruh dunia, sementara lebih dari 37 juta orang hidup dengan HIV. Meski pengobatan terus berkembang, epidemi ini masih menyebabkan sekitar 2 juta kematian setiap tahun, termasuk sekitar 250 ribu anak.
Di Kabupaten Wajo, kasus HIV/AIDS menunjukkan perkembangan positif. Penanggung Jawab Program HIV Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, Ibrahim, mengungkapkan bahwa penemuan kasus HIV pada tahun 2025 mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya, Hal itu disampaikan kepada media, Rabu (3/12/2025).
Data perkembangan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Wajo,
2019 : HIV 42 kasus / AIDS 14 kasus
2020 : HIV 31 kasus / AIDS 7 kasus
2022 : HIV 60 kasus / AIDS 11 kasus
2023 : HIV 43 kasus / AIDS 10 kasus
2024 : HIV 53 kasus / AIDS 11 kasus. Kasus ini tercatat hingga november 2025
2025 : HIV 42 kasus / AIDS 8 kasus. Kasus ini tercatat hingga November 2025
Ibrahim menjelaskan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari masifnya upaya deteksi dini, edukasi kesehatan, serta layanan konseling yang terus dilakukan di fasilitas kesehatan.
Ia juga menambahkan bahwa penyebaran HIV di Wajo sebagian besar dipicu oleh perilaku berisiko, seperti hubungan seksual tidak aman, berganti-ganti pasangan, serta aktivitas berisiko lainnya yang dilakukan sebagian masyarakat saat berada di luar daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, Dr. drg. Armin, menghimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan menjauhi perilaku yang dapat meningkatkan risiko penularan.
“Untuk masyarakat Wajo, pola hidup harus sehat. Jangan bermain dengan yang bukan pasangannya, dan jangan melakukan hal-hal menyimpang yang dilarang oleh agama,” tegasnya.
Peringatan Hari AIDS Sedunia diharapkan menjadi pengingat agar masyarakat semakin peduli terhadap pencegahan HIV/AIDS, serta tidak memberikan stigma kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA), sehingga mereka dapat tetap hidup sehat, produktif, dan bermartabat. (Deden)

