PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Di tengah duka mendalam akibat bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera dan menelan hampir 1.000 korban jiwa, sebuah kepedulian tulus datang dari Kota Makassar. Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ma’arif, yang diasuh oleh Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag, menggerakkan seluruh guru, siswa, dan orang tua untuk menggalang donasi kemanusiaan bagi para penyintas bencana.
Bencana besar yang merusak 158 ribu rumah, 498 jembatan, serta lebih dari 1.200 fasilitas umum dan memaksa 800 ribu lebih warga mengungsi, tidak hanya meninggalkan luka tetapi juga menggugah rasa solidaritas anak bangsa. SIT Ma’arif tergerak untuk berkontribusi dengan mengumpulkan donasi Rp20 juta—jumlah yang terkumpul dari keikhlasan dan gotong-royong seluruh warga sekolah.
Donasi tersebut diserahkan langsung oleh Prof. Muammar Bakry kepada Ketua BAZNAS Kota Makassar, Dr. H. M. Ashar Tamanggong, pada Kamis, 11 Desember. Penyerahan berlangsung sederhana namun penuh makna sebagai wujud nyata bahwa tindakan kecil pun dapat menjadi cahaya bagi mereka yang sedang berada dalam gelapnya bencana.
Ashar Tamanggong mengaku terharu melihat antusiasme para siswa SIT Ma’arif yang tak hanya menggalang donasi, tetapi juga ikut berdoa agar bencana Sumatera segera berlalu. Ia menyebut pemandangan anak-anak berseragam islami berkumpul dengan niat tulus membantu sesama sebagai momen yang akan selalu ia kenang.
Menurut Ashar, kepedulian para siswa menjadi bukti bahwa nilai-nilai Islam tentang solidaritas tidak terhalang jarak. Ia menegaskan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan adalah simbol harapan baru bagi korban yang tengah berjuang memulihkan kehidupan mereka. “Di balik setiap korban, ada manusia dengan harapan besar akan masa depan,” ujarnya.
BAZNAS Makassar memastikan akan menyalurkan bantuan tersebut secara tepat sasaran dan akuntabel. Ashar menegaskan bahwa tidak ada satu pun bantuan yang akan terhambat atau terbuang, karena amanah dari publik adalah prioritas utama lembaganya. Komitmen itu sekaligus menjadi dorongan agar lebih banyak pihak bergerak membantu sesama.
Aksi SIT Ma’arif ini menjadi teladan bahwa kekuatan gotong-royong bisa lahir dari mana saja, bahkan dari tangan-tangan kecil anak sekolah. Dari Makassar menuju Sumatera, donasi ini membawa pesan kuat bahwa persaudaraan sejati mampu melintasi lautan dan memberi harapan baru. Semangat ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk terus menabur kebaikan bagi mereka yang membutuhkan. (Din Pattisahusiwa)

