Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Satu pepatah Arab yang cukup menarik perhatian dan senantiasa menjadi pelajaran bagi saya pribadi adalah, “Tarju al- Najaata wa lam tasluk masaalikaha, inna al- safinata la tajri, ala al- yabas.”
Maksud nasihat ini adalah, “Banyak orang yang ingin menggapai sukses, namun mereka tidak mengikuti ketentuan yang berlaku. Ketahuilah, sesungguhnya kapal layar tidak ada yang berlayar di atas daratan.”
Banyak orang yang ingin mendapat pahala dari Allah SWT, sebagaimana di Bulan Suci Ramadan seperti saat ini, namun enggan melakukan amalan yang bisa membuat mereka dekat dan mendapat pahala dari Allah SWT. Mereka berharap pada kemurahan rahmat dari Allah SWT, namun hal tersebut bukanlah rahmat, melainkan hanya angan-angan semata.
Menurut Ibn Athaillah, “Pengharapan yang sesungguhnya adalah yang disertai dengan aktualisasi diri, jika tidak diaktualisasikan maka hal tersebut sama saja bohong.”
Bulan suci Ramadan merupakan bulan pengampunan, bulan yang setiap amal saleh dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Jika kita ingin meraih pengampunan dan pahala yang berlipat dari Allah SWT, maka kita dianjurkan banyak-banyak beristigfar, banyak melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT, serta berupaya sekuat tenaga menjauhi larangan Allah SWT.