PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR. Rektor UKI Paulus Makassar ini, Prof. Dr. Agus Salim, SH, MH, termasuk sosok pemimpin kampus yang juga karateka dengan jenjang Dan V Indonesia Karate-Do (Inkado). Dia adalah salah seorang dari 11 orang Dewan Guru Nasional Inkado Sulsel.
Sosok Prof. Agus Salim termasuk, orang yang memiliki jejaring dan modal sosial yang cukup luas dan beragam, mulai dari olahraga karate, Gereja Toraja sampai kepada Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah IX-A Sulsel.
Kecintaannya pada dunia olahraga bela diri ini dimulai saat menjadi mahasiswa ilmu hukum UKI Paulus Makassar dan kala menjadi atlet karate yang mengharumkan nama kampus dan Sulsel pada even Pekan Olah Raga Nasional (PON) ke-11 di Jakarta 1985 dengan meraih medali emas.
Selain itu, bukan hanya mengharumkan nama Sulsel, tetapi pernah mewakili Indonesia sebagai Tim Nasional mengikuti Kejuaraan Dunia Shotokan Karate Internasional di Jepang 1982.
Kepada media di ruang kerjanya Rabu 13 Juli 2022 mengatakan, selama masa jadi atlet olaharaga karate beberapa even yang pernah diikuti berkompetisi termasuk juara mahasiswa Indonesia di kelas 70 Kg dan kelas bebas pada tahun 1982.
Selain itu juga jadi atlet beregu kejuaraan karate Asia Fasifik 1986 dan berhasil keluar jadi juara III. Selain itu juga pernah berturut turut empat kali meraih medali emas pada kejuaraan karate beregu memperebutkan Piala Presiden Soeharto.
Prestasi lain yang diukir adalah mewakili Kopertis Wilayah IX di Manado 1986 pada turnamen mahasiswa ini Prof. Agus berhasil meraih juara I. Setelah tidak lagi jadi atlet karate, maka periode 1992-2018, dia beralih jadi pelatih Forki Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Provinsi Sulsel. Selama masa jadi pelatih FORKI Sulsel, dia lima kali PON ikut Tim PON di beberapa kota di Indonesia.
Pilihan menekuni olah raga bela diri kemudian mengukir sejumlah prestasi pada masanya ini juga diwariskan kepada anak-anaknya. Ada tiga orang anak kandungnya yang kemudian mencatat prestasi membanggakan dalam skala nasional dan internasional.
Salah seorang anaknya, Endro Salim SH, MM, empat kali juara pertama meraih medali emas pada turnamen bergengsi nasional di PON. Selain itu selama lima kali SEA Games.
Putrinya Desy Natalia Salim, SH, MH, sehari hari adalah anggota Polwan Polda Sulsel, meraih prestasi medali emas pada kejuaraan dunia Zotokan Karate Internasional di Australia. Anaknya yang Bernama Andre Salim juga meraih prestasi pada kejuaraan tingkat mahasiswa se-Indonesia pada 2017.
Pada PON 2020 di Papua kembali doktor ilmu hukum PPs-Unhas ini diberi kepercayaan oleh KONI Pusat selaku salah seorang dewan hakim untuk cabang olah raga karate.
“Selama pelaksanaan PON berkat tim hakim yang solid dan tegas sehingga proses pertandingan berjalan secara lancar, teratur dan terkendali tanpa ada permasalahan yang rumit dalam pertandingan,” katanya.