Catatan Iin Fadhilah Utami dari Inggris (2) : Ujian ‘Open Book’, Lebih Banyak Menulis

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

JIKA di Indonesia pada saat ujian tengah semester atau pun akhir semester, para mahasiswa dilarang membuka buku, di Universitas Birstol, Inggris justru sebaliknya. Nah, inilah yang berbeda dengan di Indonesia. Ujiannya lebih banyak berupakan kegiatan menulis mengungkapkan ide-ide atau gagasan-gagasan. Ujian diarahkan agar mahasiswa lebih banyak menulis esai, berbeda dengan di Indonesia yang ujiannya kerap diberikan dalam bentuk pilihan (ganda).

“Mahasiswa bebas ‘open book’ (membuka buku) karena mahasiswa dituntut untuk menyintesiskan suatu pengetahuan yang diperolehnya yang lebih banyak terungkap melalui tulisan esai yang diarahkan dapat mengembangkan ide-ide,” kata Iin Fadhilah Utami.

Kalau di Indonesia pada saat ujian lebih diarahkan kepada mengulang pemahaman mahasiswa tentang kuliah yang diberikan, di Universitas Bristol justru mahasiswa dituntut bagaimana memantik pemikirannya. Aspeknya lebih menitikberatkan kepada “critical thinking” (pemikiran kritis)-nya.

“Ujiannya lebih banyak menulis dan ‘open book’. Mahasiswa harus membuat tulisan-tulisan akademik sesuai bidangnya masing-masing,” kata lulusan SD dan SMP Athirah (2008 dan 2010) ini.

Soal fasilitas, semua bagus. Jaringan internet gratis tersedia. Para mahasiswa tidak saja diajari oleh dosen muda, tetapi juga profesor dan praktisi berbagai bidang terkait yang diundang oleh universitas. Jadi, mahasiswa memperoleh kuliah yang diberikan dosen dari universitas lain. Mereka memperkenalkan diri ketika akan memulai kuliahnya, baik melalui kuliah daring maupun luring. Pada umumnya, mereka adalah orang-orang yang sudah sangat populer di bidangnya masing-masing. Ada di antara mereka itu praktisi yang bukan dosen. Mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidangnya masing-masing kepada para mahasiswa.

“Yang paling menarik dan saya sukai”, kata Iin Fadhilah Utami, “adalah fasilitas belajar. Tersedia banyak ruang belajar. Begitu pun ruang di perpustakaan pun banyak”.

Baca juga :  Gebyar UMKM Berlangsung Sukses, Jumain : Manfaatnya Luar Biasa Bagi Pelaku Usaha

“Terdapat sekitar 10 spot belajar yang nyaman dilengkapi Wi-Fi,” kata Iin Fadhilah Utama yang ketika diwawancarai sedang berada di perpustakaan “Art and Social Sciense” (seni dan ilmu sosial) dan terdengar bunyi pintu yang tiada henti karena banyak mahasiswa yang keluar dan masuk.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Wujudkan Lingkungan Bersih, Lurah Sambung Jawa Pimpin Aksi Gotong Royong Warga

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Semangat kebersamaan dan gotong royong terus digaungkan oleh Lurah Sambung Jawa, Muh. Jasdi, SE, yang...

Walikota Appi: Dari Masjid ke Jalan, Menyapa Warga dan Mendengar Keluhan Kota

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Udara dini hari di Kelurahan Pisang Utara, Kecamatan Ujung Pandang, masih terasa sejuk ketika jamaah...

Pelayanan Terbaik Untuk Masyarakat, PLN Sinjai Kembali Pangkas Puluhan Pohon

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Upaya menjaga keandalan pasokan listrik terus dilakukan oleh PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sinjai. Kamis...

Menyisir Lorong di Wilayahnya, Lurah Rappokalling Berikan Bantuan ke Janda dan Lansia

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Pemerintah Kelurahan Rappokalling bekerjasama dengan Rumah Zakat dan Tiga Lapan Indonesia menyalurkan bantuan untuk janda...