Dosen Unismuh Makassar Amruddin Ambo Enre Pemateri Sosiologi Pertanian di Era Disrupsi

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Amruddin SPt MPd MSi, menjadi salah seorang narasumber pada Join Lecture dengan Sosiologi Pertanian di Era Disrupsi yang diadakan empat kampus, Selasa, 13 Juni 2023.

Amruddin tampil bersama tiga pemateri lainnya yaitu Dr Ema Hilma Meilani SP MP (Universitas Muhammadiyah Sukabumi), Dr. Edi Efrita SP MO (Universitas Muhammadiyah Bengkulu), dan Zuhud Rozaki SP MAppSc PhD (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

“Joint lecture diikuti 137 audiens dan host-nya adalah Prodi Agribisnis UMY,” kata Amruddin Ambo Enre, kepada wartawan di Makassar, Rabu, 14 Juni 2023.

Amruddin yang pernah menempuh pendidikan Sosiologi S2 dan S3 di Universitas Negeri Makassar (UNM), memaparkan judul materi Sosiologi Pertanian di Era Disrupsi (Konsolidasi Siaga).

“Sosiologi pertanian mulai terkenal di Indonesia ketika terbit buku Sosiologi Pertanian (Agrarian Sociology) yang disunting Ulrich Placnk, terbit pertama kali tahun 1989, atas kerja sama Yayasan Obor Indonesia dengan Lembaga Kerjasama Ilmiah di Turbingen Jerman. Di dalam buku tersebut tertulis bahwa terdapat 5 tema pokok dalam Sosiologi Pertanian, yakni Undang-Undang Pertanian, Struktur Pertanian, Bentuk Organisasi Pertanian, Usaha Pertanian, serta Masalah Sosial Pertanian,” papar Amruddin.

Sosiolog Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi memperlajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial.
Amruddin kemudian mengibaratkan seorang muslim seandainya Surah Al-‘Asr sudah cukup untuk manusia sebagai perintah, demikian juga pendapat dua sosiolog terkemuka Indonnesia tersebut tentang sosiologi.

Dia kemudian menjelaskan rinci hasil temuannya di tahun 2001 tentang modernisasi pertanian yang menyebabkan perubahan sosial di perdesaan.
“Bisa dibayangkan bagaimana perubahan tersebut di era disrupsi ini. Meminjam pendapat Fujiyama bahwa disrupsi itu ancaman terhadap tatanan social. Sebaliknya, Christensen melihat disrupsi sebagai peluang inovasi yang menguntungkan,” kata Amruddin.

Baca juga :  Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Hadiri Penyuluhan Manasik Sepanjang Tahun di Sinjai

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kanit Intelkam Polsek Kurima Ditembak OTK, Polri Lakukan Penyelidikan

PEDOMANRAKYAT, YAHUKIMO - Seorang anggota Polsek Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, diduga menjadi korban penembakan oleh dua orang...

Kolonel Inf Dannie Hendra Hadiri Rapat Strategis DPD RI Bahas RUU Perkotaan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Pamen Ahli Bidang Ideologi Politik (Idpol) Poksahli Pangdam XIV/Hasanuddin, Kolonel Inf Dannie Hendra, turut serta...

Gandeng Dinkes. Pegawai dan Mitra PLN ULP Tanete Jalani Cek Kesehatan

PEDOMANRAKYAT, BULUKUMBA -- Dalam rangka memperingati Bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional, PT PLN (Persero) Unit Layanan...

Mencuri di Toraja, Pria Asal Jatim Diringkus di Kota Makassar Beserta Barang Bukti

PEDOMANRAKYAT, TORAJA UTARA,' Unit Resmob Polres Toraja Utara Polda Sulsel berhasil mengungkap kasus tindak pidana pencurian dengan pemberatan...