PEDOMANRAKYAT, BIMA — Bek kanan Dewa United mengakhiri masa lajangnya 14 April 2024 di desa kelahirannya, Paradorato Kecamatan Parado Kabupaten Bima dengan menyunting Anissa Cantika, S.E. M.E.
Dari kediamannya yang mewah dengan halaman samping dan belakang yang sangat lapang, Ady Setiawan yang lahir 10 September 1995 tersebut diantar kesenian rebana disertai zikir oleh puluhan pengantar pada pukul 09.00 tepat menjelang akad berlangsung di kediaman calon mempelai putri di Kampo (kampung) Lewi Rato Paradorato, pagi hari 14 April 2024.
Rangkaian prosesi pernikahan Ady Setiawan diawali dengan acara pengajian di kediamannya di Desa Paradorato pada 12 April 2014 malam dengan menghadirkan tiga pembaca kalam Ilahi, termasuk Dr.H.M.Bukhari Muslim, SQ, M.M, imam rawatib Masjid Al Azhar Jakarta, sambutan keluarga yang dibawakan H.Sofwan, S.H., M.Hum, Dosen Universitas Mataram (Unram) yang baru saja purnabakti. Perwakilan pihak perempuan pada acara resepsi penikahan 14 Apri 2024 siang keesokan harinya, Dr.H.M.Dahlan Abubakar, M.Hum, juga hadir pada acara pengajian tersebut.
Pada acara pengajian, Sofwan mengatakan, Ady muncul untuk pertama kali sebagai pemain bola berbakat di Mataram saat membela klub perserikatan Persatuan Sepak Bola Bima (Persebi) yang kemudian tampil sebagai juara NTB kala itu. Ady, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Abd.Rahman Usman (alm.)-Ibu Muktaman ini, kemudian terpilih sebagai pemain terbaik.
“Pada awalnya tidak ada orang yang percaya bahwa Parado memiliki seorang pemain bola berkualitas,” kata Sofwan mengenang awal karier Ady dalam acara pengajian yang dihadiri Camat Parado Hamzah, S.Sos, Kades Paradorato M.Saleh, Kades Kanca Muhammad Ali, Kades Kuta, Syafruddin, Kades Lere M.Dahlan, S.H., dan Kades Paradowane, Zulkifli serta para tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Pada tanggal 14 April 2024, sekitar pukul 09.30, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Parado Abdul Haris memimpin acara akad setelah terlebih dahulu mendengarkan pembacaan kalam Ilahi dan nasihat pernikahan yang dibawakan yang dibawakan Dr.H.M.Bukhari Muslim, SQ, M.M. Orang tua Anis, panggilan calon mempelai putri, M.Natsir, menyerahkan putrinya yang dilahirkan di Jakarta 5 Agustus 1995 tersebut untuk dinikahkah disaksikan Ibu Anis,Ny. Nasiah, duduk berdampingan dengan Ny.Muktaman, besannya di jejeran kursi di bagian utara lokasi acara. Keduanya bersama keluarga yang lain, menyaksikan Ady yang berhadapan dengan penghulu di tengah paruga yang dibangun beratapkan tenda.
Ady Setiawan hanya sekali mengucapkan lafaz nikah, dengan mahar 50 gram emas dan uang Rp 200 juta kemudian langsung menandatangani berita acara dan buku nikah dengan istrinya, Annisa Cantika, anak sulung dari tiga bersaudara pasangan N.Nasir-Ibu Nasiah. Anis, kini tercatat sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Mataram. Ady dipersilakan menjemput istrinya dan menggandengnya menuju pelaminan di lokasi akad.
Pihak mempelai perempuan yang diwakili H. M.Nor, S.H. mengungkapkan perjalanan karier Ady sebagai pemain bola profesional. Dia mengawali kariernya sebagai pemain professional di Martapura FC Kalimantan Selatan, kemudian bergabung dengan Barito Putra, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Rans Nusantara milik artis Raffi Ahmad, dan kini berlabuh di Dewa United yang sekarang berjuang masuk empat besar Liga Indonesia 2024, berada di papan tengah klasemen sementara Liga I Indonesia 2023-2024.
Resepsi pernikahan Anis-Ady berlangsung di lapangan bola Desa Paradorato 14 April 2024 siang, dihadiri oleh Camat Parado Hamzah, S.Sos, dokter Hermawan dari Lombok, Kapolsek Parado, Danramil Parado, para kepala desa lima gabungan (Paradorato, Kanca, Kuta, Paradowane, dan Lere, dan sejumlah undangan.
Dr.H.M.Bukhari Muslim, SQ, M.M.,kembali memimpin pembacaan doa dan kalam Ilahi membuka resepsi yang berlangsung dalam acara “standing party”. M.Dahlan Abubakar mewakili pihak mempelai perempuan menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kehadiran seluruh undangan memberikan doa restu atas pernikahan Ady-Anis.
Wartawan senior Sulsel dan Tokoh Pers versi Dewan Pers ini juga menguraikan awal perjalanan karier Ady di Makassar disertai suara terisyak karena membayangkan jasa-jasa Kusnadi Kamaluddin, pelatih Ady yang tidak sempat menyaksikan anak asuhannya menjadi seorang pemain professional.