PEDOMANRAKYAT, TANJUNG SELOR – Ulang Tahun (Ultah) ke-13 Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang jatuh pada hari ini, Sabtu 25 Oktober 2025, menjadi titik balik perenungan dan pemupukan harapan yang mendalam bagi Gubernur Kaltara Dr. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum, putra Sulawesi Selatan kelahiran Sinjai yang kini masih memimpin Bumi Benuanta pada periode keduanya.
Dengan mengangkat tema sentral “Kolaborasi Menuju Kaltara Maju, Makmur, dan Berkelanjutan,” perayaan yang dihelat di Lapangan Agatis, Tanjung Selor, pada Sabtu (25/10/2025), bukan sekadar rangkaian acara seremonial tahunan. Momen ini sekaligus menjadi penegasan ulang peta jalan pembangunan provinsi termuda di Indonesia tersebut.
Dalam sambutannya selaku inspektur upacara peringatan ultah tersebut, Gubernur yang terkenal ‘low profile’ itu menggarisbawahi bahwa tema besar yang diusung bukan sekadar rangkaian kata tanpa makna, melainkan landasan filosofis sekaligus penentu arah pembangunan Kaltara di masa mendatang.
Ia pun secara khusus menyoroti vitalnya semangat kolaborasi sebagai motor penggerak utama dalam mengakselerasi kemajuan daerah. “Semangat kolaborasi menuntut kita untuk menyadari sepenuhnya bahwa progres provinsi ini mustahil terwujud hanya melalui upaya pemerintah daerah. Partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat adalah sebuah keniscayaan,” tegas mantan Wakapolda Kaltara di tahun silam.
Menurut pandangannya, Kaltara yang ideal dan maju adalah provinsi yang berhasil meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperbaiki layanan publik, memperluas cakupan pembangunan infrastruktur, dan membuka ruang inovasi yang luas bagi generasi mudanya. “Kita bercita-cita menjadikan Kaltara sebagai wadah yang menyambut talenta muda yang memiliki kreativitas tinggi, jiwa inovatif, dan kesiapan untuk berkompetisi di kancah nasional maupun global,” tambahnya.
Lebih jauh lagi, Gubernur Zainal menjelaskan bahwa cita-cita kemakmuran yang diimpikan tidak boleh terhenti di wilayah perkotaan semata, melainkan harus terdistribusi secara adil hingga ke pelosok daerah. “Kemakmuran yang kita perjuangkan adalah kemakmuran yang terasa hingga ke wilayah pesisir, pulau-pulau terdepan, dan kawasan pedalaman. Tidak boleh ada satu pun wilayah yang tertinggal atau terabaikan,” ujarnya dengan penuh penekanan.
Sementara itu, komponen semangat keberlanjutan dimaknai sebagai simbol komitmen tegas pemerintah provinsi dalam menjaga keseimbangan harmonis antara upaya pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup. “Keberlanjutan adalah janji kita untuk merawat lingkungan dan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dengan kearifan, demi memastikan generasi penerus tetap dapat menikmati indahnya Bumi Benuanta,” tutur alumni SMA Negeri 1 Makassar angkatan 1982 ini.

